Berita

Megah! Lokasi Muktamar Muhammadiyah Ke-48 di Solo

PWMJATENG.COM- Sukoharjo,  Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sofyan Anif, mengatakan pihaknya mulai menata sarana dan prasarana (sarpras) pendukung untuk membangun Edutorium UMS, sebuah gedung pertemuan berkapasitas 7.000 orang. Saat ini pihaknya sudah mulai membangun jembatan di sisi utara lapangan dan penataan tempat parkir.

“Soal penebangan pohon hanya sebagian dan bukan yang tanaman langka. Karena tanaman langka yang ada di kawasan itu tetap akan dipertahankan dengan cara dicabut dan dipindah ke tempat lain,” ujar Sofyan Anif, Senin (10/12/2018).

Menurut dia groundbreaking gedung tersebut rencananya dilaksanakan awal Januari 2019. Gedung itu rencananya dibangun di lapangan dan akan dikelilingi tanaman.

Untuk pintu masuk Edutorium UMS, rencananya ada dua titik, yaitu satu di utara tepatnya Jl. Adi Sucipto, dan pintu kedua antara di Jl. Garuda atau di selatan Edupark. Namun kemungkinan besar pintu yang satu ada di selatan karena pintu masuk di barat akan menimbulkan kemacetan.

Sofyan Anif mengungkapkan kapasitas gedung semula dirancang 8.500 orang dengan asumsi gedung dibangun empat lantai dengan anggaran Rp266 miliar. Tapi setelah dihitung dengan kemampuan keuangan, akhirnya bangunan diubah menjadi tiga lantai dan kapasitas berkurang sekitar 1.500 orang menjadi 7.000 orang.

Gedung itu dirancang berbentuk oval dan dilengkapi museum Peradaban Islam Asia Tenggara. “Kalau bangunan dioptimalkan katanya kapasitas gedung bisa menampung sampai 8.000 orang,” papar dia.

Berdasarkan gambar 3D yang diperoleh Solopos.com dari Humas UMS, dari luar bangunan tersebut mirip sebuah stadion besar dengan atap tertutup. Sekilas, bentuknya agak mirip Allianz Arena, kandang klub sepak bola Bayern Munich, di Munich, Jerman. Bangunan ini juga mirip Allianz Field, stadion yang sedang dibangun di Saint Paul, Minnesota, kandang Minnesota United FC dari Major League Soccer.

Gedung ini disebut sebagai edutorium, yaitu gedung pertemuan yang mengandung aspek pendidikan. Sofyan Anif menginginkan gedung itu akan tetap dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah setelah digunakan untuk Muktamar ke-48 Muhammadiyah. Karena itu, UMS akan melengkapi gedung pertemuan itu dengan Museum Peradaban Islam Asia Tenggara. Gedung itu juga akan disewakan untuk umum.

Kedua, Edutorium UMS itu juga untuk pertemuan internal universitas. Misalnya wisuda UMS bisa langsung digelar serentak dalam sekali pelaksanaan, tidak seperti selama ini yang harus dipecah karena keterbatasan kapasitas lahan.

Ketiga, Edutorium UMS itu juga bisa untuk olahraga. Nantinya, gedung ini akan dilengkapi sportorium sehingga bisa untuk badminton, voli, dan sebagainya di lantai I. Sementara itu gedung pertemuan di lantai II dan lantai III bisa menjadi balkon.

Setelah bangunan dipotong menjadi tiga lantai, dari semula empat lantai, sekarang anggaran yang diperlukan berkisar Rp230-an miliar. Harapannya dengan dibangunnya gedung ini akan mampu mengatasi salah satu masalah UMS yaitu penyediaan tempat layanan mahasiswa terkait wisuda. Selain itu karena pembangunan ini dinilai merupakan amanah muktamar, maka nanti diharapkan bisa representatif untuk muktamar.

“Sesuai dengan visi UMS, akan menjadi pusat pengembangan iptek islami dan memberi arah perubahan. Salah satu perubahan islami itu nanti dalam bentuk museum. Dulu saya minta Museum Muhammadiyah, tapi ternyata sudah ada di UMY.”

Sedangkan Museum Peradaban Islam Asia Tenggara ini dinilai persis seperti yang diidam-idamkan pendiri UMS yaitu Moh. Djazman. Dulu Djazman dikatakan pernah berkeinginan UMS menjadi pusat peradabam Islam Asia Tenggara, meski ketika itu tak menyebut museum.

Sumber: solopos

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE