Berita

Dakwah Menembus Batas, Tafsir Buka Bersama Dengan Kumpulan Preman (Kyai Jurus)

SEMARANG – Sebagai wujud dakwah riil untuk kalangan grassroot dan keluar batas pada kalangan santri maupun masyarakat biasa, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir, M. Ag, melakukan buka bersama dengan kumpulan mantan preman, yang tergabung dalam grup Kyai Jurus.
Tafsir mengatakan, “kita harus bisa berbagi hidayah dari Allah yang telah kita rasakan dengan orang-orang yang mungkin belum mendapatkan hidayah atau juga dalam proses mencari hidayah”.
Kyai jurus sendiri merupakan kumpulan mantan preman yang membentuk grup musik orkestra sejenis Kyai Kanjeng. Awalnya kumpulan orang yang berdomisili di Ambarawa, Ungaran, Bawen, Bandungan dan Sumowono tersebut hanyalah grup musik melayu biasa. Namun dalam perjalanannya, ada panggilan hati dari kawanan orang tersebut untuk menjadi lebih Islami dan membawakan lagu-lagu Islami.
Panggilan hati tersebut bermula dari seringnya Aris, dkk, mengikuti ma’iyah gambang syafa’at di Masjid Baiturrahman Semarang. Disanalah mereka bertemu dengan sosok M.H Ainun Najib (Cak Nun), Tafsir, M. Ag, dan Kyai Budi, yang sering tampil bersama dalam acara gambang syafaa’t tersebut.
Kemudian Aris, dkk, dimediatori oleh aktifis remaja masjid Baiturrahman Semarang yang juga aktifis Pimpinan Wilayah Nasyiyatul Aisyiyah Jawa Tengah, Sri Maryani, S. Pd, bertemu dengan Tafsir. Mereka menemui Tafsir karena dianggap sering tampil dan berceramah bersama Cak Nun. Melalui Tafsir tersebut, kemudian Aris, dkk bertemu dengan Cak Nun dan membentuk suatu grup musik yang diberi nama oleh Cak Nun Kyai Jurus.
Aris, sang pemain saron, menuturkan nama Kyai Jurus diberikan Cak Nun karena kebanyakan dari mereka bertempat tinggal di Ambarawa, sekitar Rawa Pening, yang dianggap sebagai jurus cinta. “Karena itu Cak Nun memberi nama kami Kyai Jurus”, tegas Aris.
Tidak hanya itu, Kyai Jurus kemudian difasilitasi oleh Tafsir dalam bentuk pemberdayaan masyarakat berupa perikanan tambak. Kala itu, Tafsir memberikan 10.000 bibit ikan nila kepada Aris, dkk. Tafsir mengaku, pertama-tama pertemuan dengan Jati, dkk, dilakukan di Rawa Pening, waktu senja dan hanya beralaskan tikar.
Kini, Kyai Jurus sering tampil dalam berbagai acara, termasuk menggantikan Kyai Kanjeng ketika Kyai Kanjeng berhalangan tampil di masjid Baiturrahman. Sering kali, Kyai Juruslah yang mengiringi dakwah Cak Nun. Kyai Jurus juga pernah tampil dalam acara-acara Muhammadiyah, salah satunya di Kendal.
Jati, sang vokalis, mengenalkan bahwa Kyai Jurus mempunyai 15 orang personil, ada Sulamin (Kendang), Aris (Saron), Yono (Suling), Pur (Saron), Yuri (Keyboard), Sabar (Kendang), Hendro (Saron), Edi (Keyboard), Lina, vokalis yang mempunyai suara mirip dengan Novia Kolipaking, dan beberapa personil lainnya.
Semua personil tersebut tersebar di beberapa daerah seperti Rawa Pening, Ambarawa, Sumowono, Bandungan dan Bawen. Aris menegaskan, walaupun tersebar komunikasi personilnya tetap berjalan via sms.
Ketika ditanya oleh crew website Muhammadiyah Jawa Tengah mengenai bibit Nila, Jati menjelaskan dalam bahasa krama alus, 10.000 bibit Nilanya dibuat dalam lima keramba di Rawa Pening. Dia menjelaskan jika dalam tiga sampai empat bulan kedepan dimungkinkan sudah bisa panen. Dia berharap agar Tafsir datang kembali ke Ambarawa untuk melihat proses panennya.
Buka bersama yang dilaksanakan di rumah Sulamin, salah satu personil Kyai Jurus, di Tambakboyo, Ambarawa tersebut juga dihadiri oleh para pengurus dari Lembaga Studi Islamika, yang juga biasa mengkaji Al Qur’an dan hadist bersama Tafsir di Pondok Sisemut, Ungaran, Semarang.
Ketua Lembaga Studi Islamika, dr. Syaifuddin, yang juga pemilik pondok sisemut, menuturkan kehadirannya dalam buka bersama dengan Kyai Jurus adalah untuk bersilaturahmi dan menambah saudara. Selain itu, lembaga tersebut juga ingin merintis kegiatan dalam bidang kesenian Islam dalam rangka melakukan pembinaan terhadap remaja-remaja melalui kesenian.
dr. Syaifuddin, yang datang didampingi oleh istri dan anaknya, serta pembina Lembaga Studi Islamika, Sudarmo, menyatakan harapannya agar silaturahmi dengan Kyai Jurus tersebut dapat berlanjut dalam acara-acara kajian bersama Tafsir di pondok sisemut.
Dalam acara buka bersama tersebut, Lembaga Studi Islamika memberikan bingkisan kepada para personil Kyai Jurus. (Udn)

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE