
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menerima kunjungan dari Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang pada Senin (14/7). Kunjungan tersebut bertujuan untuk studi tiru dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengembangan kelas internasional. Rombongan Unwahas disambut hangat oleh Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) dan Biro Kerja Sama dan Urusan Internasional (BKUI) UMS di Ruang Sidang Rektorat.
Wakil Rektor II Unwahas, Khanifah, menyampaikan bahwa institusinya tengah merencanakan pembukaan beberapa kelas internasional. Namun, sejauh ini Unwahas belum memiliki pengalaman dalam penyelenggaraan program tersebut.
“Unwahas ingin membuka kelas internasional, tapi memang sebelumnya kami belum pernah punya. Meski kami memiliki banyak mahasiswa asing, belum ada sistem kelas internasional secara khusus,” ujar Khanifah.
Ia menambahkan bahwa meskipun Unwahas telah mengelola mahasiswa asing dalam beberapa tahun terakhir, pihaknya masih memerlukan studi tiru lebih lanjut untuk memahami tata kelola kelas internasional yang ideal.
Dalam sesi diskusi bersama BPSDM UMS, rombongan Unwahas mempelajari berbagai aspek pengelolaan SDM. Kepala BPSDM UMS, Budi Murtiyasa, memaparkan struktur organisasi serta platform digital yang digunakan untuk mendukung pengembangan SDM. Pemaparan ini mendapat respons positif berupa sejumlah pertanyaan yang menunjukkan ketertarikan mendalam dari pihak Unwahas.
Baca juga, Riba dalam Islam dan Keabsahan Jasa Lembaga Keuangan Syariah
“Pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan sebagian besar sudah terjawab. Tapi kami masih merasa perlu kunjungan lanjutan, terutama untuk mempelajari sistem informasi SDM yang digunakan UMS,” kata Khanifah.
Ia juga menyampaikan harapan agar pengelolaan SDM di Unwahas dapat berkembang seperti di UMS. “Kami ingin SDM kami bisa melampaui target, dan jumlah lektor kepala serta guru besar dapat meningkat, sebagaimana yang sudah dicapai UMS,” ungkapnya.

Sementara itu, diskusi terkait program kelas internasional dilakukan bersama BKUI UMS. Kepala BKUI UMS, Andy Dwi Bayu Bawono, menjelaskan bahwa UMS dan Unwahas memiliki kesamaan dalam jumlah mahasiswa asing, namun perbedaan terdapat pada konsentrasi program studi.
“Mahasiswa asing di UMS tersebar di program studi reguler, sementara di Unwahas lebih banyak di program studi Pendidikan Islam. Kami mendiskusikan hal-hal teknis seperti riset, mekanisme penanganan kasus, hingga layanan kepada mahasiswa asing,” jelas Andy.
Menurut Andy, kunjungan ini tidak hanya memberi manfaat bagi Unwahas, tetapi juga membuka wawasan baru bagi UMS. Salah satunya adalah informasi mengenai pendanaan program internasional di Unwahas yang tidak hanya berasal dari pemerintah, melainkan juga dari sumber lain seperti Corporate Social Responsibility (CSR).
“Kami juga belajar dari Unwahas mengenai alternatif pendanaan seperti CSR. Ini tentu bisa jadi inspirasi pengembangan program internasional kami ke depan,” tambahnya.
Kontributor : Maysali
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha