
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terus mempercepat langkah menuju kampus bertaraf internasional. Salah satu strateginya adalah memperkuat sinergi antara fakultas dan program studi (prodi) sebagai upaya kolektif sivitas akademika.
“Internasionalisasi itu tidak bisa dijalankan oleh satu unit saja. Harus menjadi tanggung jawab bersama,” tegas Wakil Rektor V Bidang Kerja Sama dan Urusan Internasional UMS, Supriyono, saat membuka lokakarya internasionalisasi di Gedung Induk Siti Walidah UMS, Senin (21/4).
Menurutnya, keterlibatan aktif dari seluruh fakultas dan prodi akan membuka peluang kerja sama global yang lebih luas. Tidak hanya dalam bentuk mobilitas mahasiswa dan dosen, tetapi juga dalam pengembangan riset bersama dengan institusi luar negeri.
“Dampaknya besar sekali bagi mahasiswa dan dosen. Mereka bisa lebih terbuka terhadap wawasan global,” ujarnya.
Sebagai langkah konkret, UMS menggelar Capacity Building Workshop for Internationalization dengan tema “Dream Big, Think Global, Act Now”. Workshop ini diikuti oleh pimpinan fakultas dan prodi untuk mendorong kesiapan masing-masing unit dalam menghadapi era internasionalisasi.
“Target jangka pendeknya adalah memperkuat mobilitas mahasiswa dan dosen. Kalau itu sudah established, maka tahap berikutnya adalah peningkatan kapasitas riset,” papar Supriyono.
Ia menyebut, internasionalisasi di UMS bukan sekadar slogan, melainkan proses sistemik yang memerlukan komitmen dan kolaborasi dari seluruh unit kerja. Untuk itu, penguatan kerja sama dengan mitra luar negeri terus dilakukan secara serius.
Baca juga, Tembus Rp75 Miliar, Lazismu Jateng Cetak Rekor Penghimpunan pada Ramadan 1446 H!
UMS, kata dia, pernah menjalin kemitraan dengan University of Minnesota, Amerika Serikat, pada 2009. Namun, kerja sama itu sempat terhenti karena kendala jarak dan biaya operasional.

Kini, UMS kembali membuka pintu kolaborasi akademik dengan Amerika Serikat melalui lembaga Education USA. Lembaga ini berada di bawah Kementerian Luar Negeri AS dan bertugas mempromosikan pendidikan tinggi di Amerika.
“Education USA bisa menjadi jembatan untuk memperluas jejaring dengan perguruan tinggi di AS. Kami berharap pertukaran mahasiswa antara Indonesia dan AS segera terwujud,” ucap Supriyono.
Ia menambahkan bahwa kerja sama ini bukan sekadar bentuk pertukaran pelajar, melainkan juga bisa mendorong penelitian bersama antara dosen UMS dan akademisi luar negeri. Hal ini diharapkan berdampak pada peningkatan reputasi dan akreditasi internasional kampus.
“Internasionalisasi tidak bisa dicapai hanya dengan branding, tetapi dengan kerja nyata. Sinergi antarunit, kolaborasi global, dan kesiapan sumber daya menjadi faktor utama,” pungkasnya.
Kontributor : Gede
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha