
PWMJATENG.COM, Surakarta – Program Studi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terus memperkuat komitmennya untuk menuju standar global. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah mematangkan kurikulum bertaraf internasional sebagai bagian dari strategi menuju akreditasi dari Korean Architecture Accreditation Board (KAAB).
Pada Senin, 19 Mei 2025, Prodi Arsitektur UMS menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Kurikulum Internasional (4+1)” di Hotel Megaland, Surakarta. Kegiatan ini menjadi forum penting dalam penyusunan kurikulum baru yang mengacu pada standar KAAB, yaitu pendidikan arsitektur lima tahun yang terdiri atas empat tahun strata satu dan satu tahun pendidikan profesi.
“Dengan diberlakukannya kurikulum ini dan berdirinya PPArs (Program Pendidikan Profesi Arsitek), insya Allah UMS dapat mengajukan kandidasi akreditasi internasional KAAB pada tahun 2028,” ujar Kaprodi Arsitektur UMS, Nur Rahmawati Syamsiyah, Rabu (21/5).
FGD ini menghadirkan tiga narasumber utama yang kompeten di bidang pendidikan arsitektur. Mereka adalah Alexander Rani Suryantono (Ketua Prodi PPAr UGM), Roni Gunawan Sunaryo (Ketua Prodi PPAr Universitas Atma Jaya Yogyakarta/UAJY), serta Ir. Samsudin Raidi (Ketua Tim Kurikulum Internasional Prodi Arsitektur UMS).
Dalam sesi pertama, Alexander Rani membagikan pengalaman Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam proses transformasi kurikulum dari sistem 4+2 ke sistem 4+1, yang kini menjadi acuan baru bagi pendidikan arsitektur di Indonesia. Sementara itu, Roni Gunawan dari UAJY memaparkan bahwa institusinya sudah mengajukan akreditasi KAAB setelah mendirikan PPAr pada 2024.
Baca juga, Peran Muslim dalam Menangkal Hoaks dan Berita Palsu di Media Sosial
“Pendidikan arsitektur lima tahun ini harus dijalankan terlebih dahulu minimal selama dua tahun sebelum dapat mengajukan kandidasi akreditasi KAAB,” jelas Roni.
Sesi kedua FGD dipandu oleh Suharyani sebagai moderator. Dalam sesi ini, Samsudin Raidi memaparkan perkembangan penyusunan Kurikulum Internasional 4+1 di Prodi Arsitektur UMS. Ia menjelaskan secara rinci tentang bagaimana capaian pembelajaran lulusan (CPL) diintegrasikan dengan Student Performance Criteria (SPC) dari KAAB.

Tim kurikulum juga memaparkan pemetaan CPL dengan mata kuliah, sinkronisasi dengan kelompok keahlian, serta integrasi bahan kajian yang relevan. Diskusi berlangsung intensif dan menghasilkan sejumlah masukan strategis yang akan digunakan untuk menyempurnakan kurikulum.
Menurut Samsudin, proses penyusunan Kurikulum Internasional 4+1 telah dimulai sejak Agustus 2024. “FGD ini memperkuat landasan akademik dan arah pengembangan kurikulum agar sesuai dengan standar internasional. Target kami adalah menghasilkan lulusan arsitektur yang berdaya saing global,” ungkapnya.
Saat ini, Program Pendidikan Profesi Arsitek (PPArs) UMS sedang menunggu terbitnya Surat Keputusan (SK) pendirian. Meski demikian, Prodi Arsitektur UMS tidak tinggal diam. Mereka telah bersiap menyambut diberlakukannya kurikulum 4+1 mulai Semester Gasal Tahun Akademik 2025/2026.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha