
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menorehkan prestasi gemilang yang mengguncang jagat pendidikan nasional dan internasional. Saat menerima tim asesor dari Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK) dalam asesmen lapangan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD), Kamis (9/5), Rektor UMS Harun Joko Prayitno mengungkap sederet pencapaian monumental kampus ini.
“UMS menjadi pelopor dalam program riset berdampak melalui Konsorsium RISPRO LPDP-PTMA. Total dana kolaboratif yang dikelola mencapai Rp17 miliar. Ini menunjukkan bahwa UMS bukan hanya aktif, tetapi juga diakui secara nasional dalam pengelolaan riset strategis,” kata Harun dengan penuh semangat.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa sejarah pendirian LAMDIK sendiri memiliki akar dari Kota Solo. UMS berperan penting sejak 2013 sebagai pusat penyusunan instrumen dan dokumen akademik akreditasi. Kini, LAMDIK telah mengantongi pengakuan internasional, dan UMS ditunjuk untuk mewakili Indonesia dalam seremoni penyerahan sertifikat akreditasi di Jepang pada 12 Mei mendatang.
Tak berhenti di situ, UMS juga dijadwalkan mengikuti proses akreditasi internasional di Uzbekistan pada akhir bulan ini. Menurut Harun, langkah ini menjadi bukti komitmen UMS dalam mendobrak batas-batas kualitas pendidikan tinggi.
Keunggulan institusional UMS semakin nyata dengan dominasi jumlah guru besar di lingkup Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) Jawa Tengah. Dari 242 guru besar di wilayah tersebut, sebanyak 62 berasal dari UMS. Capaian ini menegaskan posisi UMS sebagai perguruan tinggi swasta paling kuat dan menempatkannya di dua besar kampus terbaik nasional versi Webometrics dan The World University Rankings (WUR).
“FKIP UMS menjadi pionir dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional PTMA. Kami bahkan menggandeng mitra dari kampus negeri hingga Kedutaan Besar Republik Indonesia,” ungkap Harun.
Baca juga, Zakiyuddin Baedhawy Paparkan Makna Derma dalam Bingkai Tauhid dan Islam Berkemajuan
PG-PAUD UMS juga disebut sebagai garda depan diplomasi pendidikan Muhammadiyah. Mahasiswanya berasal dari berbagai provinsi seperti Papua dan Sumatera, memperkuat jejaring antarwilayah. Lebih membanggakan lagi, 85 persen dari 13 dosen PG-PAUD telah memiliki ID Scopus, yang menandakan kapasitas akademik mereka sangat kompetitif.
“Program studi ini punya kontribusi strategis dalam membangun sumber daya manusia unggul sejak usia dini. PG-PAUD juga terus memperluas jaringan kerja sama di tingkat nasional dan internasional,” ujar Harun.

Sementara itu, Ketua Tim Asesor LAMDIK, Herman, menegaskan bahwa kunjungan asesmen ini bukanlah ajang mencari kesalahan. Ia menekankan bahwa proses ini bertujuan mengonfirmasi kesesuaian dokumen dengan pelaksanaan di lapangan.
“Kami akan melakukan wawancara dengan lima kelompok pemangku kepentingan, mulai dari dosen, mahasiswa, alumni, stakeholder, hingga tenaga kependidikan,” jelas Herman.
Ia pun mengaku melihat banyak kesamaan antara UMS dengan kampus asalnya, Universitas Negeri Makassar (UNM). Terutama dalam hal struktur kelembagaan dan jejaring kolaborasi Muhammadiyah yang solid.
“Yang kami lakukan bukanlah inspeksi, melainkan refleksi. Kami ingin memastikan bahwa semua yang dituliskan dalam dokumen benar-benar terimplementasi. Kesiapan UMS sangat baik, dan ini patut diapresiasi,” katanya.
Menutup acara penyambutan, Harun menyampaikan pesan penuh harapan. “UMS bukan sekadar melangkah maju, tetapi juga terus menginspirasi arah baru pendidikan tinggi berbasis nilai dan mutu,” pungkasnya.
Kontributor : Alvian
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha