
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan SMA Trensains Muhammadiyah Sragen dalam rangka membangun sinergi pendidikan berbasis integrasi sains dan keislaman. Penandatanganan ini dilangsungkan setelah Rektor UMS, Harun Joko Prayitno, menyampaikan orasi ilmiah dalam acara akhirussanah santri Trensains, Minggu (11/5).
Dalam pidatonya, Harun menegaskan pentingnya menggabungkan ilmu, pengabdian, dan nilai-nilai transendensi dalam sistem pendidikan. Ia mengajak seluruh peserta untuk mendirikan institusi pendidikan tinggi yang transenden, berfokus pada ilmu yang diamalkan dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
“Mengajak mendirikan PT IMAM: Pendidikan atau Pengabdian atau Profesi yang Transenden. Ilmu harus diamalkan agar memberi manfaat. Itulah bentuk kesalehan sosial yang ingin kita dorong,” kata Harun di hadapan ratusan wali santri dan tamu undangan, sebagaimana disiarkan kanal YouTube Trensains TV.
Rektor UMS juga menyoroti keselarasan konsep Trensains dengan arah kebijakan Pendidikan Tinggi Muhammadiyah. Menurutnya, Trensains memiliki potensi besar untuk diangkat menjadi trademark nasional. Bahkan, ia mengusulkan agar Universitas Muhammadiyah Trensains dapat segera dibentuk sebagai ikon baru Muhammadiyah di dunia pendidikan.
“Kata Trensains adalah diksi yang sangat genuine. Saya usulkan agar Universitas Islam 45 Bekasi yang sudah diakuisisi PP Muhammadiyah dengan nilai Rp600 miliar diberi nama Universitas Muhammadiyah Trensains. Ini akan menjadi ikon nasional, bahkan ikon kementerian,” ujar Harun yang disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pengembangan universitas berbasis Trensains sudah sejalan dengan langkah Muhammadiyah yang tengah membangun beberapa kampus baru, seperti di Teluk Bintuni, Manokwari, dan Merauke. Gagasan besar ini menunjukkan arah baru pendidikan tinggi Muhammadiyah yang futuristik dan transendental.
Baca juga, Menghidupkan Wakaf Muhammadiyah: Dari Aset Menganggur ke Amal Produktif
Kerja sama antara UMS dan SMA Trensains meliputi tiga bidang utama, yakni pengembangan kurikulum, riset dan publikasi, serta pengabdian kepada masyarakat. Sinergi ini diharapkan mempercepat jalur akademik lulusan SMA Trensains untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi yang berbasis integrasi ilmu dan iman.
“Ini adalah langkah konkret untuk membangun ekosistem pendidikan unggul yang Islami dan berdaya saing global,” jelas Harun.

Ia juga menegaskan komitmen UMS menjadi pusat keunggulan dunia. Terbukti, UMS berhasil meraih peringkat kedua nasional setelah perguruan tinggi negeri dalam Times Higher Education (THE) World University Rankings 2024, serta posisi tertinggi di antara seluruh perguruan tinggi swasta di Indonesia.
“UMS bukan hanya terbesar dan terhebat di Jawa Tengah, tapi juga terbaik di seluruh Indonesia. Kami memiliki 80 program studi, 90 persen di antaranya sudah terakreditasi unggul. Program doktoral juga terus kami tambah,” ungkapnya.
Mengusung jargon baru I’M UMS (Islami, Mencerahkan, Unggul, Mendunia, dan Sustainability), Rektor UMS mengajak para santri Trensains menjadi bagian dari generasi baru yang unggul dan membawa perubahan global.
Pada kesempatan tersebut, Harun juga memberi apresiasi khusus kepada Agus Purwanto, pencetus konsep Trensains. Ia menyebut Agus sebagai sosok visioner yang telah meletakkan dasar pendidikan Islam berbasis futuristik dan transendental.
“Beliau bukan hanya inovator, tapi juga inventor dalam dunia pendidikan,” ucap Harun.
Acara ditutup dengan ajakan reflektif dari Rektor UMS kepada para santri dan orang tua. Ia mengingatkan pentingnya nilai keikhlasan, restu orang tua, serta semangat berbagi ilmu demi kemaslahatan umat.
“Jadilah lampu penerang bagi sesama, sebab sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain,” tutupnya.
Kontributor : Al
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha