
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mengukir prestasi gemilang dalam ajang “Mandalika Essay Competition 6” yang digelar di Lombok. Sejumlah tim dari UMS berhasil membawa pulang berbagai penghargaan bergengsi, mengalahkan peserta dari perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Berikut daftar tim dan prestasi yang diraih:
Tim 1 (Best Paper, Gold Medal) – Kategori Pendidikan
- Achmad Januar Arifin
- Hammam Rafi Abidin (Prodi Pendidikan Teknik Informatika, FKIP)
Tim 2 (Bronze Medal) – Kategori Kesehatan
- Chintya Jovita Shandi (Prodi Farmasi)
Tim 3 (Bronze Medal) – Kategori Kesehatan
- Samiyem
- Nadya Maulita Putri
- Sri Sulistiani T. Ladjidji
- Dirhayuni Anggun Sisrah (Prodi Fisioterapi, FIK)
Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UMS, Samiyem, mengungkapkan bahwa timnya berusaha menyusun esai berbasis inovasi dan gagasan baru.
“Masing-masing anggota tim berkontribusi dalam membuat esai yang mengusung ide segar dan solutif,” ujarnya, Minggu (30/3).
Menurutnya, mayoritas peserta dalam tim merupakan mahasiswa baru angkatan 2024 sekaligus kader IMM.
Baca juga, Muhammadiyah Siapkan Ribuan Titik, Berikut Lokasi Salat Idulfitri Tahun 2025 se-Jawa Tengah
“Ini adalah bentuk dorongan bagi kader muda untuk berkompetisi di tingkat nasional. IMM bukan sekadar organisasi, tetapi juga wadah untuk meraih prestasi,” tambahnya.
Kejuaraan ini diikuti oleh berbagai perguruan tinggi ternama, seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), dan Universitas Airlangga (Unair). Samiyem menilai persaingan di tingkat nasional lebih ketat dibandingkan internasional.

“Di kompetisi nasional, aspek inovasi, cara penyampaian, serta proses pembuatannya menjadi faktor utama penilaian. Kami belajar banyak dari para pesaing,” ungkapnya.
Salah satu pengalaman berharga bagi tim IMM FIK UMS adalah bertemu dengan mahasiswa dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) lainnya.
“Kami merasa seperti keluarga besar. Meskipun baru bertemu, hubungan tetap erat karena berada di bawah naungan PTMA. Kesempatan ini juga kami manfaatkan untuk membuat konten bersama dan mempromosikan PTMA,” katanya.
Perjalanan menuju kompetisi ini tidak mudah. Tim harus melalui seleksi internal, pengumpulan berkas karya, pembuatan video promosi, hingga akhirnya diumumkan sebagai finalis yang bertanding di Lombok.
“Kami melewati proses seleksi ketat sebelum tampil di ajang nasional ini,” jelasnya.
Dengan pencapaian ini, Samiyem berharap prestasi yang diraih dapat memotivasi organisasi mahasiswa lainnya agar berani berkompetisi dan menunjukkan bahwa ormawa juga bisa menjadi wadah pengembangan potensi.
“Ormawa bukan sekadar organisasi, tetapi juga tempat mencetak prestasi,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya menjaga nilai ideologi IMM dalam setiap kompetisi.
“Kami memastikan karya tulis yang dibuat tetap mengandung esensi ideologi IMM, seperti transformasi intelektual humanis, yang menjadi bagian dari grand design kami,” pungkasnya.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha