Tiga Masjid Bersejarah yang Dekat dengan Masjid Nabawi, Bisa Dijangkau dengan Jalan Kaki

Tiga Masjid Bersejarah yang Dekat dengan Masjid Nabawi, Bisa Dijangkau dengan Jalan Kaki
Oleh : Edi Sulton (Kontributor PWMJateng.com)
PWMJATENG.COM – Ketika umat Islam berkesempatan berziarah ke Madinah, tujuan utama tentu salat di Masjid Nabawi. Namun, perlu diketahui bahwa di sekitar Masjid Nabawi juga terdapat sejumlah masjid bersejarah yang sayang untuk dilewatkan.
Beberapa masjid bersejarah tersebut bahkan berlokasi sangat dekat dengan Masjid Nabawi dan bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Meskipun Masjid Quba merupakan salah satu masjid bersejarah penting, jaraknya sekitar 3 km dari Masjid Nabawi. Dalam tulisan ini, penulis mencatat tiga masjid bersejarah terdekat dari Masjid Nabawi yang layak dikunjungi.
1. Masjid Ali bin Abi Thalib
Masjid Ali bin Abi Thalib terletak di Jalan As-Salam, sekitar 290 meter sebelah barat Masjid Nabawi dan hanya 122 meter dari Masjid Ghamamah. Masjid ini dibangun atau direnovasi pertama kali oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz (87–93 H/706–712 M) dan terakhir diperbarui pada tahun 1411 H (1990 M).
Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah melaksanakan salat Id di lokasi asli bangunan ini. Ada pula riwayat lain yang menyatakan bahwa masjid ini dulunya berdiri di teras rumah Khalifah Ali bin Abi Thalib, dengan konstruksi persegi panjang. Panjang masjid ini sekitar 35 meter dan lebarnya 9 meter, dengan satu serambi yang mengarah ke timur dan barat.
Bangunan masjid ini dibuat dari batu basal dan dicat putih, sementara bagian timurnya dihiasi batu basal hitam. Mihrab terletak di tengah dinding kiblat dan berbentuk ruangan kecil dengan tinggi tiga meter dan cekungan sekitar 1,25 meter. Saat ini, masjid tersebut dalam kondisi tertutup.
2. Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq

Masjid ini merupakan salah satu dari tiga masjid tua di barat daya Masjid Nabawi dan berjejer dengan Masjid Ghamamah serta Masjid Ali bin Abi Thalib. Lokasinya hanya sekitar 335 meter dari Masjid Nabawi dan berjarak 40 meter dari Masjid Ghamamah.
Baca juga, Masukhi: Ibadah Haji Bukan Sekadar Ritual Fisik, Melainkan Upaya Spiritual untuk Mencari Rida Allah
Dahulu, di lokasi ini berdiri rumah Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, dan karena nilai sejarahnya, masjid pun dibangun di atasnya. Masjid ini pertama kali dibangun oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz sekitar tahun 50 H. Bangunan yang ada sekarang merupakan hasil pembangunan Sultan Mahmud II (w. 1255 H/1839 M) dan direnovasi oleh Raja Fahd pada tahun 1411 H tanpa mengubah bentuk aslinya.
Luas bangunannya mencapai 19,5 x 15 meter. Salah satu ciri khas masjid ini adalah daun pintu yang dipercaya sebagai pintu asli rumah Abu Bakar. Selama penulis berada di Madinah, masjid ini tertutup dan tidak tampak ada kegiatan ibadah di dalamnya.
3. Masjid Ghamamah

Masjid ini memiliki nilai historis tinggi karena Rasulullah SAW pernah melaksanakan salat Id di tempat ini. Kata “Ghamamah” berarti “mendung”, mengacu pada kisah saat salat Id berlangsung, awan mendung menaungi lokasi ini.
Masjid Ghamamah berlokasi sekitar 300 meter dari Masjid Nabawi, tepatnya di kawasan al-Manakha, berdekatan dengan Pasar Tamar saat ini. Masjid ini memiliki arsitektur khas dengan kubah putih dan warna kelabu. Letaknya bersebelahan dengan Masjid Nabawi di bagian barat, tepat di hadapan Babus Salam.
Menurut riwayat, masjid ini dibangun pertama kali oleh Khalifah Umar bin Khattab di tempat Rasulullah biasa mendirikan salat. Bangunan masjid yang sekarang adalah peninggalan Sultan Abdul Majid dari Kekhalifahan Utsmaniyah dan sempat direnovasi pada masa Raja Fahd (1411 H). Saat ini, Masjid Ghamamah masih aktif dan dibuka untuk salat sunah seperti tahiyatul masjid dan Dhuha, meskipun akses utamanya lebih terbuka untuk jamaah laki-laki.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha