Tidak Sekedar Baca, Jamaah Diajak Gerakan Tafhim Al Quran
PWMJATENG.COM, Purworejo – Nuzulul Quran 17 Ramadhan tahun 1438 H ini oleh Panitia Kegiatan Ramadhan di Kampus Universitas Muhammadiyah Purworejo disemarakkan dengan Pengajian Nuzulul Quran. Dengan mengundang Dr. Agus Taufiqurrahman, S.Ps. M.Kes. Wakil Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dihadiri kurang lebih 200an orang jamaah dari perwakilan pengurus cabang Muhammadiyah dan `Aisyiyah se-Kabupaten Purworejo, AUM, dosen karyawan yang memadati Ruang Seminar Kampus Timur Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Dalam pemaparannya Dr. Agus Taufiqurrahman, S.Ps., M.kes. membedah perihal keistimewaan bulan ramadhan beserta rangkaian ibadah yang dapat dilakukan, definisi, tujua, sikap terhadap dihamparkannya bulan ramadhan. “Jangan sampai sudah kita di bulan ramadhan tetapi kita sia-siakan. Belum tentu pada waktu ke depan bisa bertemu lagi. Umur siapa yang tahu akan berakhir kapan. Justru kita belum tahu waktu depan dapat bertemu atau tidak, waktu hari ini masih ramadhan mari kita gunakan dengan baik,” ujarnya.
Lanjutnya, ibadah mempunyai waktu dan tempat tertentu yang khusus seperti wuquf di arafah pada 9 Dzulhijjah. Ibadah shalat disebutkan dalam beberapa hadist dengan mengambil tempat di masjid nabawi mempunyai keutamaan 1000 kali sedangkan di masjidil haram 100.000 kali lipat dibandingkan di masjid tempat lainnya. “Ramadhan sebagai bulan pengasahan hati kita, batin kita, keimanan kita, dengan harapan selesai Ramadhan derajat keimanan kita semakin hari semakin hebat. Sehingga 29 atau 30 hari menuju taqwa ini harus dikonsep dan diikuti dengan khusyuk. Ngaji tuntas. Karena disebutkan dalam hadist …yang berhari raya adalah yang bertambah ketaatannya danmenghindarkan dari kemaksiatan,” ungkap lanjut beliau.
Dipaparkan beberapa ciri orang yang mendapatkan gelar muttaqin yakni bersedekah dalam keadaan lapang dan sempit serta tidak mudah marah. “Jangan hanya lakukan Senyummu pada saudaramu sedekah tetapi tingkatkan sadaqah kita sampai membuat orang lain tersenyum”ungkapnya.
Tambahnya, jelaskan bahwa Al Quran seperti disuratkan didalamnya diturunkan pada bulan Ramadhan. Membacanya seperti meng-charge keimanan kita selain itu tentunya akan mendapatkan hitungan pahala. Terlebih lagi pada bulan Ramadhan ini yang setiap amalannya dilipat gandakan pahalanya.
“Gerakan mencintai Al Quran dimulai dengan membaca – memahami – menghafalkan – mengamalkan – mendakwahkannya. Membaca sehingga buka sekedar membacanya saja tetapi harus dipahami. Sehingga Pimpinan Pusat mengajak untuk melanjutkan gerakannya bukan sekedar membaca tetapi berlanjut pada Gerakan Tafhim Al Quran. Karena hakikat membaca karena ingin mengetahui apa yang dibacanya. Jadi harus dipahami dan berlanjut menuju ke proses selanjutnya,”ungkapnya.
Lanjutnya beliau mencontohkan yang dilakukan oleh KH A. Dahlan pada saat mengajarkan kepada muridnya surat Al Ma`un yang dibahas berkali-kali. Gerakannya berlanjut hingga gerakan amaliyah. Kelebihan orang tua yang sering membaca dan mengajarkan AL Quran terhindar dari kepikunan. Karena otaknya bekerjanya lebih kompleks. (AKHMAD MUSDANI)