Kolom

Terus Melangkah dengan Optimisme dalam Segala Kondisi

Terus Melangkah dengan Optimisme dalam Segala Kondisi

Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)

PWMJATENG.COM – “Kesuksesan adalah kemampuan untuk bergerak dari satu kegagalan ke kegagalan lain tanpa kehilangan antusiasme.” — Winston Churchill

Islam mengajarkan umatnya untuk hidup dinamis dengan akhlak mulia sebagai panduan utama. Setiap waktu berjalan selaras dengan ketetapan Tuhan, dan dalam perjalanan hidup ini, manusia kerap dihadapkan pada berbagai ujian, cobaan, dan musibah. Namun, semua itu sejatinya adalah jalan menuju peningkatan diri. Kegagalan dan masalah yang dihadapi merupakan perantara untuk menjadi pribadi yang lebih mulia di sisi-Nya. Oleh karena itu, manusia harus terus melangkah, meski berada dalam kondisi sulit, dengan mengharap rahmat dan kekuatan dari Allah.

Awal tahun sering kali dikaitkan dengan harapan baru. Saat pergantian tahun, banyak orang merefleksikan perjalanan hidup mereka selama setahun sebelumnya, meneliti apa yang telah dicapai, dan menyusun rencana untuk masa depan. Harapan-harapan ini melibatkan persiapan baik secara jasmani maupun rohani, mencakup rencana untuk kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bahkan bangsa.

Dalam Islam, refleksi tidak hanya dilakukan di awal tahun, melainkan menjadi kebiasaan harian. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk mengevaluasi perbuatan setiap hari, baik yang positif maupun negatif, agar dapat memperbaiki diri di hari berikutnya. Kebiasaan ini menjadi landasan untuk terus berkembang menuju kehidupan yang lebih baik.

Refleksi dan Kebaikan Bersama

Dalam kehidupan bermasyarakat, refleksi diri juga menjadi penting. Penulis mengisahkan pengalaman pribadi bersama keluarganya dalam merenungkan dan merancang harapan untuk masa depan. Hal serupa dilakukan bersama rekan-rekan masyarakat di lingkungan sekitar, termasuk saat berbincang dengan dua tokoh masyarakat—Pak Wawan, seorang guru SMK Muhammadiyah di Sukoharjo, dan Pak Ismail, seorang tokoh masyarakat. Mereka mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, seperti kendurnya silaturahmi dan hilangnya tradisi pertemuan rutin yang diwariskan oleh pendahulu.

Baca juga, Bekerjalah di Muhammadiyah dan Besarkanlah Muhammadiyah Dengannya

Kehidupan sosial sering kali mengalami pasang surut. Kadang ada peningkatan kualitas interaksi, tetapi tak jarang juga terjadi kemunduran. Islam mengajarkan untuk terus melakukan kebaikan, baik secara individu maupun kolektif, seperti yang tertuang dalam Surat Al-Isra ayat 7:

“Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, (kerugian dari kejahatan) itu kembali kepada dirimu sendiri. …”

Ayat ini mengingatkan bahwa setiap perbuatan baik yang dilakukan akan kembali membawa manfaat bagi pelakunya, sementara perbuatan buruk akan mendatangkan kerugian.

Hikmah dan Pelajaran

Ada beberapa pelajaran berharga yang dapat diambil dari ayat tersebut:

  1. Melakukan Kebajikan
    Kita diperintahkan untuk melakukan kebaikan yang bermanfaat, penuh makna, dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Sebagai orang tua, pendidik, tokoh masyarakat, atau profesi apa pun, peran tersebut harus digunakan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan. Kebajikan yang kita lakukan akan membawa keberkahan tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga untuk anak cucu kita.
  2. Menjauhi Perbuatan Merugikan
    Kita harus menghindari tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Godaan setan sering kali datang dengan berbagai cara, bahkan terkadang menyamar dalam wujud yang tampak baik. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada dan berpegang pada nilai-nilai kebenaran.

Sebagaimana disampaikan dalam buku Kiai Hologram 67, jangan sampai hidup kita diwarnai gelombang tindakan yang tampak besar tetapi kosong dari kebajikan. Kehidupan sejati adalah kehidupan yang selalu berorientasi pada nilai kebaikan, menuju kesadaran akan tujuan akhir manusia, yaitu kembali kepada Allah SWT.

Semoga di tahun yang baru ini, kita senantiasa dibimbing oleh Allah untuk menjadi insan yang memiliki akhlak utama dan dihormati oleh sesama. Mari kita terus meneladani kebaikan dan menjadikan hidup kita bermakna. Aamiin.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE