AUMBerita

Terungkap! Ekonomi Indonesia Tahan Guncangan Meski Proteksionisme Global Menguat

PWMJATENG.COM, Surakarta – Di tengah ketegangan perang dagang yang kembali memanas, perekonomian Indonesia ternyata menunjukkan daya tahan yang tak terduga. Zulfikar, Guru Besar Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), menyampaikan bahwa Indonesia memiliki karakter ekonomi yang unik, bahkan bisa disebut anomali.

“Banyak prediksi dari pengamat dan pakar ekonomi sering meleset. Hal ini karena ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh dinamika politik dan hubungan timbal balik antara pemerintah dan pelaku usaha, khususnya kalangan menengah,” ujar Zulfikar saat diwawancarai pada Senin (21/04).

Menurutnya, meskipun banyak yang memperkirakan terjadinya penurunan drastis akibat kebijakan proteksionisme dari negara seperti Amerika Serikat, nyatanya ekonomi Indonesia tetap bertahan. Ia menilai respons cepat pemerintah terhadap sektor tertentu tak lepas dari faktor “balas budi” politik ekonomi terhadap pengusaha.

Zulfikar juga menyoroti dampak kebijakan tarif dari Amerika Serikat terhadap ekspor Indonesia. Ia menyatakan bahwa meski sektor ekspor tertekan, pengaruhnya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tidak signifikan.

“Kontribusi ekspor kita hanya sekitar 22 persen dari PDB. Sebagian besar kekuatan ekonomi nasional berasal dari sektor domestik, terutama UMKM yang menyumbang 61 persen terhadap PDB,” jelasnya.

Namun, ia menyesalkan bahwa sektor UMKM justru sering diabaikan dalam kebijakan ekonomi nasional. “UMKM seharusnya menjadi prioritas utama. Negara seperti China dan India berhasil membuktikan bahwa penguatan ekonomi rakyat berbasis UMKM dapat menjadi pilar utama pertumbuhan,” ungkapnya.

Lebih jauh, Zulfikar menekankan pentingnya transformasi teknologi dan inovasi dalam sektor UMKM. Ia menilai bahwa pemerintah harus mendorong pelaku UMKM untuk tidak hanya bertahan di pasar lokal, tetapi juga menembus pasar global.

Baca juga, Hukum Memalsukan Dokumen Resmi dalam Tinjauan Islam

“Kita tidak bisa terus mengandalkan UMKM dalam bentuk tradisional. Mereka perlu berinovasi, memanfaatkan teknologi, dan mulai berorientasi pada ekspor,” tegasnya.

Ia juga mengkritik kebijakan pemerintah yang dinilainya sering tidak konsisten. Di satu sisi pemerintah menyerukan semangat berdikari, namun di sisi lain membuka kran impor terlalu lebar. “Kalau kita ingin mandiri secara ekonomi, UMKM harus diberdayakan, bukan dibanjiri oleh produk impor,” katanya.

Dalam konteks ekonomi masa depan, Zulfikar menyarankan agar pemerintah serius mengembangkan sektor ekonomi hijau. Menurutnya, pengelolaan sumber daya alam seperti nikel harus diarahkan pada hilirisasi, bukan sekadar ekspor bahan mentah.

“Kita punya potensi besar. Tapi kalau hanya jual bahan mentah, kita tak akan pernah naik kelas. Hilirisasi dan teknologi hijau harus jadi strategi utama,” ujarnya.

Menutup pernyataannya, Zulfikar menekankan bahwa kunci ketahanan ekonomi Indonesia di tengah proteksionisme global adalah pemberdayaan UMKM dan penguatan ekonomi kerakyatan.

“Jika kita serius memperkuat UMKM, memfasilitasi ekspor, dan mendorong inovasi, maka tekanan dari perang dagang tidak akan terlalu mengguncang. Pemerintah harus menyusun kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan agar ekonomi Indonesia tetap tumbuh,” pungkasnya.

Kontributor : Alvian
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE