Tanwir dan Kemakmuran untuk Semua

Tanwir dan Kemakmuran untuk Semua
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – Pada tanggal 4–6 Desember 2024, Persyarikatan Muhammadiyah akan menggelar acara besar, yaitu Sidang Tanwir. Tanwir adalah permusyawaratan tertinggi setelah Muktamar, yang berfungsi sebagai sarana pengambilan kebijakan strategis organisasi. Sejarah mencatat, melalui sidang Tanwir di berbagai tempat seperti Ponorogo, Makassar, Semarang, dan Denpasar, banyak keputusan penting diambil.
Tahun ini, Sidang Tanwir diselenggarakan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), sekaligus menjadi puncak perayaan Milad Muhammadiyah ke-112. Menariknya, agenda besar ini dilaksanakan di wilayah mayoritas beragama Nasrani, menunjukkan tingginya penerimaan masyarakat terhadap Persyarikatan Muhammadiyah. Sebagai umat Islam, kita patut bersyukur atas kerukunan yang tercipta. Sikap toleransi yang dilandasi nilai kasih sayang, seperti tercermin dalam Asmaul Husna Ar-Rahman dan Ar-Rahim, telah memungkinkan kehidupan berdampingan secara harmonis.
Syukur atas Capaian Persyarikatan
Momentum Sidang Tanwir dan Milad Muhammadiyah ke-112 adalah waktu tepat untuk mensyukuri berbagai capaian organisasi. Secara struktural, Muhammadiyah semakin solid, dinamis, dan telah mendunia melalui Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) yang tersebar di berbagai negara. Keterlibatan Muhammadiyah dalam aksi kemanusiaan internasional, seperti di Palestina dan negara-negara lain, menunjukkan kontribusi nyata organisasi ini bagi umat dan bangsa.
Baca juga, Wujudkan Pemimpin Berintegritas di Era Globalisasi, UMS Gelar Seminar dan Talkshow Inspiratif
Namun, keberhasilan ini tidak boleh membuat kita terlena. Sebagai organisasi, diperlukan inovasi dan terobosan untuk terus menyempurnakan capaian. Dalam tulisan yang dimuat di Suara Muhammadiyah tanggal 2 Desember 2024, Sekretaris PWM Jateng, Dodok Sartono, menekankan pentingnya reformasi organisasi yang modern, profesional, dan maju. Peran sekretaris organisasi sebagai motor penggerak dinilai sangat strategis, termasuk dalam pengelolaan manajemen yang efisien.
Transformasi hingga Tingkat Akar Rumput
Langkah transformasi yang dilakukan di tingkat pusat harus diterjemahkan hingga ke level bawah, seperti PWM, PDM, PCM, dan terutama PRM. Peran ranting sangat penting karena menjadi denyut nadi gerakan dakwah Muhammadiyah. Muchlas Abror, dalam artikel Ranting Muhammadiyah: Koreksi Diri dan Bangkit (Suara Muhammadiyah, edisi 22/109, 16–30 November 2024), menggarisbawahi lima poin penting untuk pembenahan PRM:
- Keberadaan anggota: PRM idealnya memiliki minimal 15 anggota yang aktif melakukan pembinaan dan pemberdayaan.
- Kantor PRM: Setiap PRM sebaiknya memiliki kantor sebagai pusat koordinasi dan penyimpanan arsip.
- Papan nama: Papan nama penting untuk menunjukkan eksistensi PRM di masyarakat.
- Musyawarah: PRM harus rutin menggelar musyawarah, baik tingkat anggota maupun pengurus.
- Peran tokoh: Tokoh Muhammadiyah di wilayah setempat harus mampu menjadi inspirasi dan penyemangat gerakan dakwah.
Penting pula memastikan nilai-nilai kaidah Persyarikatan tidak hanya tercatat dalam teori, tetapi benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sidang Tanwir tahun ini bisa menjadi titik awal untuk menyelaraskan nilai-nilai tersebut demi kemaslahatan umat, bangsa, dan negara.
Kemakmuran untuk Semua
Tema Tanwir tahun ini menekankan upaya Muhammadiyah menghadirkan kemakmuran bagi semua. Beberapa kader Muhammadiyah yang kini menjadi bagian dari kabinet pemerintahan memiliki tantangan besar untuk menjaga marwah organisasi sambil menjalankan tugas mereka dengan baik. Dengan menitikberatkan pada nilai keadilan, kemanusiaan, dan kedaulatan, Muhammadiyah diharapkan mampu berkontribusi dalam menciptakan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha