BeritaPWM Jateng

Tafsir: Reformasi Organisasi Harus Menyentuh Seluruh Aspek Agar Mencapai Profesional, Maju, dan Modern

PWMJATENG.COM, Semarang – Di tengah laju perubahan zaman yang semakin cepat, Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern dituntut untuk terus berbenah. Tantangan globalisasi, kemajuan teknologi, hingga pergeseran nilai-nilai sosial telah menciptakan lanskap baru dalam kehidupan umat dan bangsa. Dalam konteks inilah, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir, menekankan pentingnya reformasi organisasi sebagai jalan strategis untuk menjaga relevansi dan keberlanjutan gerakan Muhammadiyah.

Dalam pengarahannya saat pembukaan kegiatan Ideopolitor bagi unsur Pimpinan UPP dan Ortom PWM Jawa Tengah, Tafsir menyampaikan bahwa perubahan merupakan keniscayaan. Oleh karena itu, organisasi pun harus adaptif terhadap perkembangan zaman tanpa kehilangan jati diri.

“Ideopolitor ini bukan sekadar rutinitas organisasi,” ungkap Tafsir dalam pidatonya yang disambut antusias para peserta. Ia menegaskan, kegiatan ideopolitor harus dimaknai sebagai momentum untuk memperkuat ideologi, politik organisasi, dan kepemimpinan, serta sebagai sarana membangun energi baru dalam tubuh persyarikatan.

Lebih jauh, Tafsir menjelaskan bahwa reformasi organisasi bukan hanya pembaruan administratif atau struktural semata. Reformasi harus menyentuh aspek paradigma berpikir, orientasi kerja, dan sistem kepemimpinan agar Muhammadiyah benar-benar mampu tampil sebagai gerakan Islam yang profesional dan modern. “Kita ingin seluruh elemen pimpinan memahami peta jalan reformasi organisasi ini,” ujarnya.

Muhammadiyah, menurut Tafsir, memiliki kekayaan ideologi dan pengalaman panjang dalam membangun peradaban melalui gerakan dakwah dan tajdid. Namun, tanpa transformasi kelembagaan yang terarah dan sistematis, kekuatan ideologis tersebut berisiko stagnan. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pimpinan di lingkungan PWM Jawa Tengah, termasuk UPP (Unsur Pembantu Pimpinan) dan ortom (organisasi otonom), untuk menyamakan visi dan langkah.

“Tanpa kerja sama yang kuat dan pemahaman yang sama terhadap arah gerakan, sulit bagi kita mencapai kemajuan yang terstruktur,” tegasnya. Pernyataan ini menunjukkan pentingnya membangun sinergi antarunit kerja Muhammadiyah agar setiap program tidak berjalan parsial, melainkan saling melengkapi.

Baca juga, PWM Jateng Gelar Ideopolitor UPP dan Ortom, Lakukan Reformasi Menuju Persyarikatan Profesional, Maju, dan Modern

Tafsir juga menyoroti pentingnya transformasi digital dalam mendukung efektivitas gerakan. Ia mengingatkan bahwa modernisasi organisasi Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari penguatan sistem informasi dan pengelolaan data yang akurat. Hal ini menjadi prasyarat utama untuk membangun tata kelola organisasi yang transparan dan akuntabel. “Kita hidup di era data. Maka kepemimpinan kita juga harus berbasis data, bukan sekadar intuisi,” ujarnya.

Gagasan Tafsir mengenai reformasi organisasi sejalan dengan prinsip tajdid dalam Muhammadiyah. Tajdid bukan hanya pembaruan dalam akidah dan ibadah, tetapi juga dalam sistem sosial dan kelembagaan. Dalam konteks ini, ideopolitor hadir sebagai wahana untuk memperkuat komitmen ideologis dan membangun kapasitas kepemimpinan yang mampu merespons tantangan zaman.

Al-Qur’an sendiri memberikan petunjuk tentang pentingnya perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam Surah ar-Ra’d ayat 11, Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”

Ayat ini sering dijadikan rujukan oleh Muhammadiyah dalam menyusun strategi reformasi. Tafsir menggarisbawahi bahwa reformasi organisasi yang dicanangkan PWM Jawa Tengah tidak bisa dilakukan secara top-down. Seluruh pimpinan dan anggota harus turut serta dalam proses perubahan, dimulai dari kesadaran personal hingga perbaikan sistem kerja kolektif.

Melalui forum ideopolitor ini, PWM Jawa Tengah berupaya menciptakan ruang dialog dan refleksi yang intensif. Diharapkan setiap peserta mampu menginternalisasi nilai-nilai ideologis Muhammadiyah, serta memahami urgensi pembaruan kelembagaan yang berbasis profesionalisme dan akhlak.

Kegiatan ini juga menandai keseriusan PWM Jawa Tengah dalam menjalankan amanat Tanwir dan Muktamar Muhammadiyah, yang menekankan pentingnya penguatan institusi, kaderisasi, dan digitalisasi organisasi. Transformasi yang dilakukan bukan hanya kosmetik, melainkan menyentuh substansi manajemen dakwah dan layanan sosial.

Dalam pandangan Tafsir, Muhammadiyah masa depan adalah organisasi yang tidak hanya unggul secara spiritual, tetapi juga cemerlang dalam pengelolaan dan pengaruh sosial. Dengan sinergi yang kuat antara PWM, UPP, dan ortom, cita-cita besar tersebut bukanlah utopia. “Kita tidak bisa menunggu perubahan, kita yang harus menggerakkannya,” katanya menutup arahannya.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE