BeritaKabar Daerah

Soft Launching Komunitas Ibu Jaga Bumi: Langkah Nyata Pelestarian Lingkungan di Magelang

PWMJATENG.COM, Magelang – Komunitas Ibu Jaga Bumi resmi diluncurkan dalam acara soft launching di Desa Bumirejo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, pada akhir November 2024. Program ini merupakan hasil dari Sekolah Ibu Jaga Bumi, sebuah inisiatif yang digagas oleh Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Tengah bekerja sama dengan LCC Lazismu Pusat. Fokus utama program ini adalah melestarikan lingkungan melalui pengelolaan sampah organik menjadi pupuk kompos dan eco-enzyme.

Desa Bumirejo dipilih sebagai lokasi percontohan karena dukungan kuat dari masyarakat setempat dan berbagai pihak terkait. Program ini melibatkan PCNA Kaliangkrik, PDNA Kabupaten Magelang, dan berbagai elemen masyarakat, seperti kader Nasyiatul Aisyiyah, kader Aisyiyah, anggota PKK, kelompok tani (Gapoktan), serta Pemuda Muhammadiyah.

“Kami percaya bahwa inklusivitas adalah kunci keberhasilan. Kolaborasi dengan berbagai pihak akan memperkuat dampak program ini,” ujar Hayu Katulangi, Ketua PCNA Kaliangkrik.

Dalam sambutannya, Hayu menyampaikan antusiasme PCNA Kaliangkrik terhadap program ini. “Program Ibu Jaga Bumi sangat selaras dengan fokus kerja kami, termasuk pengembangan rintisan BUANA (Badan Usaha Milik NA) yang memproduksi sayuran organik,” tuturnya.

Baca juga, Download Keputusan Tanwir Muhammadiyah Tahun 2024 di Kupang

Dukungan serupa juga datang dari Gapoktan, yang menyatakan bahwa program ini sejalan dengan sertifikasi lahan organik di Kaliangkrik. Selain itu, Marina Melani, Ketua PDNA Kabupaten Magelang, menyerahkan alat dan bahan pendukung untuk komunitas Ibu Jaga Bumi. “Kami berharap komunitas ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola sampah organik,” ungkapnya.

Fani Istiani, perwakilan dari Tim Ibu Jaga Bumi PWNA Jawa Tengah, menjelaskan bahwa soft launching ini adalah langkah awal. “Acara ini menjadi titik tolak peserta Sekolah Ibu Jaga Bumi untuk terus berkegiatan dan menebar manfaat. Ini adalah wadah untuk belajar sekaligus berdakwah,” jelasnya.

Program ini bertujuan untuk mengembangkan ketahanan pangan melalui kebun gizi keluarga. Dengan dukungan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Kaliangkrik, diharapkan inisiatif ini terus berkembang. Pertemuan komunitas yang dilakukan setiap selapanan (35 hari sekali) menjadi momen penting untuk berbagi pengalaman dan memperkuat komitmen.

“Semoga program ini memberikan dampak positif bagi masyarakat dan menjadi model pelestarian lingkungan yang berkelanjutan,” tutup Fani.

Kontributor : Danisa Febrianasari
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE