
PWMJATENG.COM, Lhokseumawe | NAD – Dalam rangka mempererat silaturahim serta menyegarkan pikiran setelah rutinitas belajar mengajar, MTs Muhammadiyah Kota Lhokseumawe menggelar rihlah dan tafakur alam ke sejumlah objek wisata di Kabupaten Aceh Tengah. Kegiatan ini berlangsung sejak Minggu hingga Selasa pagi (13/5/2025) dan diikuti oleh seluruh guru serta siswa madrasah tersebut.
Rihlah yang berlangsung selama tiga hari itu dikemas dalam suasana kekeluargaan. Para peserta berangkat menggunakan bus pariwisata dari Kota Lhokseumawe dan menikmati berbagai lokasi wisata yang menyuguhkan keindahan alam khas dataran tinggi Gayo.
Kepala MTs Muhammadiyah Kota Lhokseumawe, Usman Ahmad, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang bertujuan menyegarkan jiwa, raga, dan pikiran para guru serta siswa. “Rihlah ini rutin kami laksanakan setiap tahun. Selain rekreasi, kegiatan ini menjadi ruang untuk saling mendekatkan hati dan menguatkan kebersamaan,” ujar Usman.
Ia menambahkan bahwa agenda seperti ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi komunitas pendidikan lainnya. Menurutnya, rihlah tak semata soal hiburan, tetapi juga bisa menjadi media pembelajaran yang menyenangkan. “Kami ingin menunjukkan bahwa kegiatan seperti ini bisa menjadi sarana belajar, berbagi pengalaman, dan saling mendukung satu sama lain,” katanya.
Salah satu momen berkesan dalam kegiatan tersebut adalah sesi refleksi bersama musyrif dan musyrifah. Para siswa diberi kesempatan menyampaikan kendala atau masalah yang selama ini belum sempat diungkapkan di lingkungan madrasah. Diskusi tersebut dimaksudkan agar tercipta solusi yang membangun dan berdampak positif bagi proses pembelajaran ke depan.
Baca juga, Sofyan Anif: Pendidikan Muhammadiyah Menjaga Keseimbangan Nilai di Tengah Arus Modernisasi
“Selain healing dan menikmati wahana permainan, kami juga sharing dengan musyrif-musyrifah untuk mencari solusi dari permasalahan siswa,” kata Usman.
Tak hanya itu, Usman juga menegaskan bahwa rihlah ini memiliki nilai edukatif yang penting. Siswa dapat melihat langsung objek pembelajaran di luar kelas, memperluas wawasan, serta mendapatkan pengalaman yang tak mungkin didapatkan hanya dari buku teks. “Wisata ini bertujuan memberikan edukasi bermakna. Kami ingin siswa mendapatkan pembelajaran langsung dari alam, serta hiburan yang menyegarkan pikiran mereka,” ujarnya.
Kabupaten Aceh Tengah dipilih sebagai lokasi rihlah karena dikenal memiliki pesona alam yang memesona dan lingkungan yang masih asri. Menurut Usman, kawasan ini sangat cocok untuk aktivitas seperti tafakur alam dan fun camp. “Aceh Tengah punya keindahan luar biasa. Alamnya asri dan sangat cocok untuk kegiatan luar ruangan seperti ini,” pungkasnya.
Kegiatan ditutup dengan suasana hangat penuh kebersamaan. Para peserta pulang ke Lhokseumawe dengan wajah ceria dan hati yang lapang. Bagi sebagian besar siswa, momen ini menjadi pengalaman tak terlupakan, yang tak hanya menyenangkan tetapi juga membekas secara emosional.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha