
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mencuri perhatian publik melalui kegiatan Gelar Karya Proyek Kepemimpinan yang diselenggarakan oleh Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Acara ini digelar meriah pada Rabu (21/5) di Auditorium Mohammad Djazman, Kampus I UMS, dan menjadi puncak dari rangkaian proyek kepemimpinan mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2024.
Sebanyak 272 mahasiswa ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Mereka terbagi dalam 30 kelompok dan mempresentasikan hasil proyek secara langsung kepada para dosen dan pengunjung. Setiap kelompok menampilkan inovasi melalui stand pameran yang dirancang secara mandiri dan kreatif.
Proyek-proyek yang dipamerkan mencerminkan dedikasi mahasiswa dalam menciptakan program pemberdayaan masyarakat, inovasi pembelajaran, hingga kontribusi nyata di lingkungan sosial dan pendidikan.
Sekretaris Prodi PPG FKIP UMS, Agus Susilo, menegaskan bahwa acara ini bukan hanya selebrasi, tetapi hasil nyata dari proses pembelajaran kolaboratif antara mahasiswa, dosen, dan masyarakat.
“Gelar Karya Proyek Kepemimpinan ini menunjukkan kolaborasi aktif selama beberapa bulan terakhir. Kami berharap kegiatan ini mampu memberikan dampak nyata dalam meningkatkan literasi, edukasi, dan kualitas pendidikan di masyarakat,” tutur Agus.
Ia menambahkan bahwa semangat mahasiswa untuk berkarya dan berkontribusi merupakan modal penting dalam mencetak guru yang tidak hanya profesional, tetapi juga visioner.
Baca juga, Haji Mabrur: Antara Ukhrawi dan Duniawi, Antara Permintaan dan Pujian
Apresiasi juga datang dari Harsono, salah satu pengampu program PPG. Ia menyampaikan kebanggaannya atas antusiasme dan kualitas karya mahasiswa.
“Gelar karya ini bukan hanya pameran, tetapi juga bentuk keberanian mahasiswa dalam mengekspresikan ide-ide baru. Di sini, kita melihat bagaimana semangat akademik bersatu dengan nilai-nilai kolaboratif dan jiwa kepemimpinan,” ujarnya.

Menurut Harsono, karya-karya mahasiswa menjadi bukti bahwa pendidikan profesi guru di UMS tak hanya berorientasi pada ruang kelas, tetapi juga pada pembentukan agen perubahan sosial.
Respons positif juga datang dari para peserta. Seorang mahasiswa laki-laki yang menjadi perwakilan kelompok menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen dan panitia.
“Kami sangat berterima kasih atas bimbingan dan kesempatan yang diberikan. Proyek ini benar-benar membuka wawasan kami. Kami belajar banyak dan berharap karya kami bisa memberikan manfaat nyata,” ucapnya.
Sementara itu, seorang mahasiswi menyampaikan kesan mendalam selama mengikuti proses tersebut.
“Kami sangat terinspirasi. Gelar karya ini bukan sekadar tugas akhir, tetapi pengalaman berharga yang membentuk karakter kami sebagai calon pendidik dan pemimpin,” ungkapnya penuh semangat.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha