
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mencetak sejarah dengan meluluskan 10.746 peserta Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2024. Dalam acara Yudisium Pengukuhan & Sumpah Profesi Guru 2025 di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, Sabtu (22/2), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia, Abdul Mu’ti, memberikan arahan terkait penguatan profesionalisme guru.
Dalam sambutannya, Abdul Mu’ti menegaskan bahwa guru memiliki peran sentral dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. “Guru adalah segalanya dalam pendidikan. Mereka bukan hanya pengajar, tetapi juga fasilitator, mentor, bahkan sahabat bagi murid-muridnya,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa meskipun teknologi berkembang pesat, peran guru tetap tak tergantikan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penguasaan kompetensi akademik, pedagogik, sosial, dan moral menjadi kunci utama dalam membentuk tenaga pendidik yang berkualitas.
Lebih lanjut, Abdul Mu’ti mengungkapkan sejumlah kebijakan baru yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan serta efektivitas kinerja guru. Salah satu kebijakan yang disampaikan adalah pengurangan beban administratif. “Para guru tidak perlu lagi melaporkan kinerja secara online setiap saat. Cukup dengan laporan tahunan kepada kepala sekolah,” jelasnya.
Selain itu, kebijakan baru juga mencakup fleksibilitas dalam beban jam mengajar. Jika sebelumnya guru wajib mengajar minimal 24 jam per minggu, kini angka tersebut dikurangi menjadi 16 jam tatap muka, dengan 8 jam sisanya dapat dipenuhi melalui pelatihan atau kegiatan lain yang diakui sebagai bagian dari profesi guru.
Sebagai bagian dari transformasi pendidikan, pemerintah juga berencana menerapkan konsep Deep Learning pada tahun 2025. Konsep ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kolaboratif siswa. “Naskah akademik kebijakan ini telah rampung dan akan segera ditetapkan melalui peraturan menteri. Beberapa sekolah akan menjadi pilot project untuk penerapan konsep ini,” ungkapnya.
Selain itu, kurikulum baru juga akan memperkenalkan mata pelajaran kecerdasan buatan (AI) dan coding mulai dari jenjang sekolah dasar pada tahun ajaran 2025/2026. “Ini merupakan langkah untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi era digital,” tambahnya.
Baca juga, Jadi Khatib di Belanda, Ketua PWM Jateng Tafsir Sampaikan Makna Puasa dan Keberkahan Ramadan
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Program Studi PPG UMS, Agus Susilo, mengungkapkan bahwa jumlah lulusan tahun ini merupakan yang terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan PPG di UMS. “Biasanya hanya berkisar di angka 3.000-an, tetapi tahun ini melonjak drastis hingga 10.746 peserta,” ungkapnya.

Dari total lulusan tersebut, sebanyak 10.003 merupakan guru yang sudah mengajar, sedangkan 862 lainnya adalah calon guru yang belum mengajar tetapi telah tersertifikasi. Menurut Agus, lonjakan jumlah lulusan ini merupakan dampak dari kebijakan pemerintah terkait percepatan sertifikasi guru.
“Pemerintah menargetkan sertifikasi sekitar 600.000 guru di seluruh Indonesia. Di UMS sendiri, jumlah peserta melonjak dari 3.000 tahun lalu menjadi 10.746 tahun ini. Ini menegaskan posisi UMS sebagai salah satu penyelenggara PPG terbesar di Indonesia,” jelasnya.
Selain itu, UMS terus memperluas cakupan program studi PPG yang ditawarkan. Tahun ini, mereka menambah satu program studi baru, yakni Pendidikan Jasmani. “Program ini sangat dibutuhkan karena masih banyak guru Pendidikan Jasmani yang belum tersertifikasi,” tambah Agus.
Meskipun terjadi efisiensi anggaran di berbagai sektor, Agus menegaskan bahwa sertifikasi guru tetap menjadi prioritas pemerintah. “Meskipun ada pemangkasan anggaran, program sertifikasi guru tetap berjalan sesuai target, yakni mencapai 600.000 hingga 800.000 guru tersertifikasi tahun ini,” tegasnya.
Dengan pencapaian ini, UMS semakin mengukuhkan perannya dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. “Kami berkomitmen untuk terus mencetak guru-guru profesional yang siap mengabdi di berbagai jenjang pendidikan,” tutup Agus.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha