PP IPM Berharap IPM Jateng Jadi Pioner Gerakan Keilmuan Pelajar Muhammadiyah Indonesia
PWMJATENG.COM, TEMANGGUNG – Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Tengah mengadakan Konferensi Pimpinan Wilayah (KONPIWIL) periode 2017-2019, yang dilaksanakan pada tanggal 15-16 Februari 2018 yang bertempat di SMA Muhammadiyah 1 Temanggung dengan mengusung tema “Spirit Literasi Berdikari Sebagai Manifesto Gerakan Keilmuan IPM Jateng yang Berkemajuan”. Dan resmi dibuka oleh wakil dari Gebernur Jawa Tengah yakni Bapak Drs. Gatot Bambang Hastowo, M.Pd Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
Turut hadir dalam acara tersebut Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Pimpinan Ortom Tingkat Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Temanggung, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Temanggung, Pimpinan Ortom Tingkat Daerah Temanggung, Poros Pelajar Islam Jawa Tengah seperti IPNU, IPPNU dan PII, serta ratusan Pelajar Muhammadiyah Se-Jawa Tengah.
Dalam sambutannya Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ipmawan Hafizh Syafaturrahman mengatakan “konpiwil ini merupakan konpiwil pertama yang dilaksanakan oleh Pimpinan Wilayah se-Indonesia, yang mana dulu bernama Konferensi Pimpinan Daerah sekarang telah diganti menjadi konferensi Pimpinan Wilayah (konpiwil) karena ini adalah hasil dari Agenda Muktamar di Samarinda Tahun 6 kemarin”.
Selanjutnya Hafizh menjelaskan dalam konpiwil ini juga tidak ada perubahan dalam sistemnya dengan kata lain masih sama dengan konpida pada sebelum-sebelumnya yakni laporan pertanggungjawaban paroh periode pimpinan wilayah, mengevaluasi kinerja pimpinan wilayah, mempertegas gerakan keilmuan Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan lain sebagainya.
Hafizh juga berharap sangat kepada Pimpinan wilayah ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Tengah agar bisa menjadi pioner gerakan keilmuan pelajar muhammadiyah di Indonesia, yang mana kita ketahui bahwa PW IPM jawa tengah ini sangat memiliki potensi yang sangat luar biasa dengan bukti komunitas-komunitas baca atau maos corner sudah berjalan di setiap pimpinan daerah bahkan hingga pada grassroot atau ranting ditingkat sekolah ataupun ditingkat desa. Ujar hafizh. Santoso (LIM PW IPM Jateng)