Peran Turkiye dalam Restorasi Politik di Suriah
Peran Turkiye dalam Restorasi Politik di Suriah
Oleh : Muh. Rifai M.S.I. (Sekretaris PCM Bawen, Kabupaten Semarang)
PWMJATENG.COM – Pasca tergulingnya rezim Basyar al Asad dan berkuasanya kelompok oposisi Hayat Tahrir as- Syams (HTS), spekulasi muncul tentang masa depan Suriah dan bagaimana Negara Syam ini membangun kembali tatanan politiknya setelah mengalami konflik dan peperangan yang cukup lama. Moderatisme Islam menjadi salah satu kunci utama proses pergantian politik yang krusial ini.
Salah satu aktor terpenting dalam proses politik yang terjadi di Suriah saat ini dan bagaimana Penguasa baru Suriah melakukan restorasi politik adalah Negara Turkiye. Segera setelah tumbangnya Rezim Basyar Al Asad, berbagai kalangan menyimpulkan bahwaTurkey merupakan salah sponshor utama kelompok HTS.
Donald Trump dalam sebuah pernyataannya mengungkapkan bahwa Turkiye adalah aktor utama dibalik penggulingan Basyar al Asad. Tuduhan ini ditolak oleh Pemerintah Turkiye. Melalui Menlunya,Hakan Fidan Turkiye menyatakan bahwa apa yang terjadi di Suriah adalah semata-mata keinginan rakyat Suriah yang menginginkan perubahan dan kemerdekaan.
Sejauh ini Turkiye adalah representasi kekuatan politik Islam yang moderat. Dalam konteks kawasan, Turkiye memainkan peran sentral dalam membangun stabilitas politik di Timur Tengah. Turkiye dljuga dikenal aktif memberikan bantuan bagi negara-negara yang mengalami bencana dan tragedi kemanusiaan.
Baca juga, Keputusan Musypimwil Muhammadiyah Jateng Tahun 2024
Dalam konteks politik global Turkiye juga mampu memainkan peran politik moderat. Tidak seperti Rusia dan Iran yang memilih sikap berhadapan dengan Amerika dan Barat, Turkiye mencoba menjaga posisinya untuk berada di tengah.Turkiye juga masih tercatat sebagai anggota aktif NATO. Meskipun begitu, Turkiye juga seringkali kritis terhadap kebijakan politik Amerika dan Eropa.
Pertemuan antara penguasa baru Suriah, Ahmad Syara’a atau yang dikenal dengan nama Abu Muhammad Al Julani dengan Menteri luar negeri Turkiye, Hakan Fidan di Damascus beberapa waktu yang lalu mengindikasikan adanya hubungan yang “spesial” antara Turkiye dan penguasa baru Suriah.
Hampir dapat dipastikan kebijakan politik dan ekonomi pemerintah Suriah ke depan akan banyak dipengaruhi oleh Pemerintah Turkiye. Meskipun tidak bisa dilepaskan dari kepentingan pragmatisnya, yaitu untuk mengelimnir kelompok Kurdi, kita berharap kehadiran Turkiye di Suriah akan memberi warna tersendiri bagi tatanan politik Suriah.
Sebuah restorasi dalam berbagai sendi kehidupan politik Suriah kita berharap akan terwujud. Pada saat yang sama proses moderasi terhadap HTS dan beberapa faksi politik yang ada juga terjadi, sehingga kehidupan politik di Suriah dan Timur tengah lambat laun mengalami perkembangan yang semakin membaik.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha