PDM Sragen Launching Sekolah Tabigh, Cetak Dai “Kopasus” Muhammadiyah

PWMJATENG.COM, Sragen – Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah kembali mencetak sejarah dengan meluncurkan program Sekolah Tabligh. Program ini diinisiasi sebagai solusi atas kelangkaan ustaz dan penceramah yang mulai terasa di berbagai daerah di Jawa Tengah.
Sragen menjadi salah satu dari enam Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) yang dipercaya melaksanakan program unggulan ini. Tercatat, sebanyak 53 peserta telah mendaftar mengikuti Sekolah Tabligh. Para peserta berasal dari berbagai elemen, mulai dari perwakilan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, hingga Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
Pembukaan Sekolah Tabligh dilaksanakan pada Ahad, 27 April 2025, di SMP Muhammadiyah 1 Sragen. Kegiatan ini diawali dengan pelaksanaan pre test yang diikuti oleh 39 peserta. Sementara itu, peserta yang berhalangan hadir dijadwalkan mengikuti pre test susulan pada Sabtu, 3 Mei 2025.
Ketua Majelis Tabligh PDM Sragen, Lutfanuddin, dalam sambutannya menyatakan bahwa pelaksanaan Sekolah Tabligh akan menggunakan metode hybrid, yaitu 50% daring dan 50% luring. “Kegiatan ini akan berlangsung mulai Ahad, 4 Mei, hingga akhir September 2025,” ujar Lutfanuddin. Ia menambahkan, setelah tahap pembelajaran, peserta akan menjalani praktik dakwah selama tiga bulan dengan berbagai target pencapaian.
“Diharapkan peserta tidak hanya kompeten dalam berdakwah di tingkat lokal, tetapi mampu menembus level internasional,” kata Lutfanuddin penuh semangat.
Baca juga, Dukung Pemerintah tapi Tetap Kritis! Muhammadiyah Tegaskan Sikap Politik di Tengah Dinamika Kebangsaan
Wakil Ketua PDM Sragen, Samadi, turut memberikan pesan khusus kepada para peserta. Ia berharap Sekolah Tabligh mampu menstandarkan kemampuan dai Muhammadiyah. “Kita ingin mencetak dai setara ‘Kopasus’ dalam berdakwah,” tegasnya.
Samadi menekankan pentingnya penguasaan materi dasar yang bersumber dari buku karya Ali Trigiyatno, yaitu 30 Perbedaan Fikih Muhammadiyah. “Peserta harus mampu menjawab berbagai pertanyaan di akar rumput,” lanjutnya.

Selain itu, Samadi berpesan agar alumni Sekolah Tabligh tetap menjaga soliditas melalui pertemuan rutin, minimal setiap dua bulan. “Kita ingin memastikan alumni tetap eksis dan aktif berdakwah,” ujarnya.
Sambutan terakhir datang dari Abdul Fatah Santoso, Wakil Ketua PWM Jateng, yang mewakili PWM dalam acara tersebut. Ia menyampaikan bahwa para peserta Sekolah Tabligh adalah penerus risalah dakwah, sebagaimana para sahabat mendampingi Rasulullah ﷺ.
“Peserta Sekolah Tabligh harus istiqamah dalam menjalankan dakwah. Kalian adalah ujung tombak Muhammadiyah,” pesan Abdul Fatah penuh harap.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha