Kolom

Paus, Azan Magrib, dan Polemik Toleransi

Paus, Azan Magrib, dan Polemik Toleransi

Oleh : Rudi Pramono, S.E. (Ketua MPI PDM Wonosobo)

PWMJATENG.COM – Meski mungkin kita jarang mengikuti azan magrib di TV atau malah tidak pernah kecuali waktu Ramadan sebagai pertanda berbuka dan pengajian jelang berbuka, penghilangan sound azan magrib sementara waktu diganti running text karena bertepatan dengan Misa Paus yang dikuti oleh seluruh umat Katolik Indonesia tetap meninggalkan pikiran yang mengganjal tentang toleransi.

Meski itu tidak terkait langsung dengan Aqidah tapi lebih kepada syiar Islam, penggantian sound azan magrib dengan running text dengan alasan toleransi dan menghormati ibadah agama lain telah menimbulkan polemik. Seolah-olah kalau tidak diganti running text saat Misa Akbar, umat Islam tidak toleran.

Toleransi adalah sikap menghargai, tidak membatasi dan tidak menghalangi pihak-pihak lain dalam menjalankan ajaran agamanya. Kedatangan Paus tidak ada penolakan dan kita juga menghargai Paus dalam rangkaian aktivitasnya sebagai pemimpin non muslim. Kita juga menghormati selayaknya tamu yang datang ke rumah kita.

Menjadi polemik ketika kemudian acara Misa Akbar yang akan diikuti umat Katolik Indonesia dilaksanakan bertepatan dengan kumandang azan magrib di TV dan minta disiarkan penuh, apakah tidak ada waktu lain? Atau apakah pemerintah tidak memberikan pertimbangan karena waktunya bertepatan dengan kumandang azan magrib?

Baca juga, Tarjih Muhammadiyah: Hiburan, Termasuk Game Online Diperbolehkan Asal Tidak Melanggar Syariat

Indonesia memang bukan negara agama (Islam) tapi juga bukan negara sekuler, rakyat Indonesia mayoritas beragama Islam dan di beberapa tempat diberlakukan syariat Islam, azan adalah tradisi keagamaan yang sensitif. Kondisi ini seharusnya menjadi pertimbangan Kemenag dalam mengambil keputusan.

Kembali ke makna toleransi sebagai sikap saling menghargai, saling menghormati, saling berbagi dan tidak meniadakan yang lain maka kita merasakan ada yang timpang, akan lebih tepat seperti saran Yusuf Kalla kalau berbagi layar di TV, Misa Akbar disiarkan pada saat yang sama azan magrib juga ditayangkan Itu saja paling lama 5 menit, sama-sama saling menghargai, menghormati dan itulah toleransi yang otentik. Paus yang membawa misi toleransi dan perdamaian global pasti sepakat.

Pemerintah saja yang berlebihan dan lebay. Tapi dari berbagai kasus yang terjadi sebelumnya seperti pembatasan pengeras suara masjid, dll, kita mafhum begitulah pemerintah kita sekarang ini.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE