Kolom

Paradigma Iqra Profetik

Paradigma Iqra Profetik (Belajar dari Buku Gerakan Islam Berkemajuan Karya Prof Haedar Nashir Halaman) (VI)

Oleh : Arif Jamali Muis, M.Pd. (Sekretaris PWM DIY, Wakil Ketua BP Lazismu PP Muhammadiyah, & Staff Khusus Menteri Pendidikan, Dasar, dan Menengah RI)

PWMJATENG.COM – “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan”.

Iqra menurut para mufasir bukan hanya sekadar membaca secara verbal dan tekstual, tetapi keseluruhan makna yang tercakup arti Iqra dalam literasi arab seperti tafakur (berfikir), tadabbur (beritibar mencari hikmah), tanadhar (berefleksi tentang sesuatu), tadzakur (mengingat menghayati), serta berbagai aktivitas akal pikiran, keilmuan, dan pembacaan sejarah secara menyeluruh. Dalam prespektif manhaj tarjih iqra memiliki makna pada pemahaman keIslaman dan kehidupan secara bayani, burhani dan irfani secara interkoneksi, yang tidak bisa dipisah-pisahkan.

Iqra yang diajarkan diperintahkan Tuhan tidaklah berhenti di iqra saja, akan tetapi iqra atas nama Tuhan, sehingga iqra bersumbu pada Dzat Illahi yang bersifat profetik atau “iqra profetik”. Umat islam tidak hanya diperintah membaca ayat Al-Qur’an semata tetapi juga ayat-ayat kauniyah atau semesta. Iqra membaca ayat – ayat langit, bumi dan alam raya termasuk iqra tentang manusia dengan segala dimensinya.

Baca juga, Sikap Hidup Ihsan

Iqra dan bismi robbika adalah kesatuan yang utuh. bila hanya iqra saja maka akan terbuka ruang sekuler, tetapi jika hanya bismi robbika saja jatuh pada teosentri dan trasendental semata yang mematikan nalar seperti abad pertengahan. Di sinilah letak ajaran Islam yang meletakan “iqra profetik” yang sekaligus juga transformatif untuk membangun peradaban yang menginterkoneksikan antara langit dan bumi dalam totalitas kesemestaan hasil ciptaan Tuhan.

Iqra profetik mengajarkan kecerdasan akal-budi secara integratif. Hadis Nabi, “Bahwa sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia” mempunyai pesan yang mendalam untuk membangun akal budi manusia dalam wujud budi pekerti, karakter, mental, etika dan pola prilaku manusia.

Dengan risalah Iqra dan membangun akhlaq mulai yang mencerahkan akal budi manusia, Nabi berhasil membebaskan bangsa Arab yang Jahiliyah menjadi bangsa yang berperadaban cerah dan mencerahkan dalam puncak risalah “al-madinah al-Munawwarah”.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE