Panglima TNI: Jangan Sampai Sesama Muslim Berperang
PWMJATENG.COM, SLAWI -Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta umat Islam di Indonesia jangan sampai terpecah belah dan berperang sendiri.
Dia menilai, saat ini ada indikasi benih-benih perpecahan mulai muncul seiring dengan sikap saling menjelek-jelekkan dan menyalahkan satu sama lain.
“Benih-benih ini sudah mulai ada. Mari kita ingatkan teman-teman kita yang suka mencaci dan menjelekkan orang, mengkafirkan orang. Jika kita biarkan ini, negara kita bisa porak poranda,” ujar Gatot saat buka bersama di Lapangan Markas Brigade Infanteri (Brigif)/ 4 Dewa Ratna di Slawi, Kabupaten Tegal, Rabu (14/6).
Orang nomor satu di jajaran TNI tersebut menyebutkan, setiap muslim harus rendah hati. Sifat sombong hanya milik Allah. Dalam konteks kekinian, banyak orang yang cenderung mengklaim bahwa diri dan kelompoknya adalah benar sementara yang lain salah.
“Jika tidak berpedoman pada nilai-nilai ini (rendah hati dan tidak menyalahkan orang lain-red), suatu saat umat Islam di Indonesia bisa berperang sendiri. Di sana teriak Allahu akbar, di sini teriak Allahu Akbar. Sama-sama malamnya tahajud untuk menang perang,” ungkapnya.
Meski demikian, jenderal kelahiran Tegal itu menyebut, bahwa Jawa Tengah merupakan daerah yang adem ayem. Di saat beberapa daerah lain sedikit bergejolak, Jawa Tengah telah menunjukkan diri bahwa masyarakatnya hidup guyup dan rukun.
Menurut dia, hal itu tak lepas dari peran ulama yang bersinergi dengan TNI-Polri, serta semua lapisan masyarakat.
Lebih lanjut, Gatot merencanakan gerakan doa bersama seluruh elemen masyarakat yang akan digelar bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus mendatang. Kegiatan itu dikhususkan pada khataman Alquran yang digelar di seluruh markas atau kantor satuan jajaran TNI dari Sabang sampai Merauke.
Adapun buka bersama diikuti oleh ribuan santri dari berbagai daerah. Selain itu, juga digelar santunan kepada 1.423 anak yatim.
Kegiatan tersebut juga diikuti Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen Tatang Sulaiman, Kapolda Irjen Condro Kirono, Gubernur Ganjar Pranowo, Habib Luthfi bin Yahya, Habib Tohir Alkaf, Bupati Enthus Susmono dan sejumlah unsur ulama dan pejabat lain. ( Hendra Apriyadi /Firdaus MPI Tegal)