Operasi Pencarian Ditutup, MDMC Terus Melanjutkan Aksi hingga Tahap Early Recovery
PURWOREJO – Tanggal 24 Juni 2016 melalui pesan singkat di media sosial, BPBD Kabupaten Purworejo menyatakan bahwa operasi gabungan pencarian korban longsor dinyatakan ditutup. Selanjutnya untuk mencegah penyakit, virus dan bakteri yang ditimbulkan rencana pada hari sabtu (25/6/2016) dilakukan penyemprotan desinfektan lokasi longsor dan sekitarnya. Hal yang sama juga diberlakukan di lokasi longsor desa Sampang Sempor Kebumen.
Menurut Nanang Nur Azis Romdloni salah satu pengurus wilayah MDMC Jateng yang berada di posko Kampus Universitas Muhammadiyah Purworejo, menyatakan bahwa relawan Muhammadiyah mulai hari ini hingga Ahad besok akan kami tarik kembali ke daerah masing-masing.
“Untuk selanjutnya komando relawan akan kami serahkan sepenuhnya kepada MDMC Purworejo dan Kebumen. Setelah Idul Fitri relawan akan kami mobilisasi kembali ke Purworejo untuk mengelola tahap early recovery (pemulihan),” tegasnya.
Sementara itu, menurut keterangan Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB bahwa di Purworejo total 43 orang meninggal yaitu 39 meninggal akibat longsor dan 4 meninggal karena banjir. 3 orang dinyatakan hilang yaitu di Desa Caok 1 orang dan Desa Donorati 2 orang. Sebanyak 143 rumah rusak meliputi 63 rumah rusak berat, 38 rumah rusak sedang, dan 42 rumah rusak ringan. Kerusakan rumah dan infrastruktur akibat banjir dan longsor di Kabupaten Purworejo diperkirakan Rp 15,73 milyar. Sementara itu di Kebumen tercatat 7 korban meninggal akibat banjir dan longsor dan 1 orang masih hilang. Sedangkan di Banjarnegara terdapat 6 orang meninggal akibat longsor dan semua korban telah ditemukan. Sedangkan di Kebumen terdapat 5 orang tewas akibat banjir dan longsor, dan 3 orang hilang tertimbun longsor. Sedangkan di Rembang, Sukoharjo dan Banyumas masing-masing satu orang tewas akibat banjir. Dengan demikian maka total korban jiwa akibat banjir dan longsor di Provinsi Jawa Tengah adalah 59 orang meninggal dunia, 4 orang hilang, dan 22 orang luka-luka.
Disinggung soal penarikan relawan, Naibul Umam selaku Ketua MDMC Jawa Tengah, menyatakan bahwa tenaga relawan dari luar daerah (Purworejo dan Kebumen) sudah kami anggap cukup. Sekarang waktunya mereka kembali ke daerah masing-masing apalagi sudah memasuki 10 hari menjelang Idul Fitri. Tentu kami tidak bisa menahan mereka terlalu lama di luar kota berpisah dari keluarga. Walaupun demikian posko di Purworejo dan Kebumen akan tetap buka dan dikelola oleh pengurus MDMC daerah. Bahkan menjelang Idul Fitri akan dibagikan paket lebaran bagi warga terdampak di kedua Kabupaten tersebut.
Terkait dengan rencana kegiatan pemulihan hingga rehabilitasi dan rekonstruksi, Umam menyebutkan bahwa kami telah menerjunkan tim Jitupasna (pengkajian kebutuhan pasca bencana) yang dipimpin Ketua Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Yocki Asmoro.
Yocki mengaku bahwa tim jitupasna yang terdiri dari 10 orang mahasiswa UMP Purworejo dan UMY Yogyakarta ini telah berhasil menyelesaikan tugas untuk Desa Jelok Kecamatan Kaligesing. Sedangkan untuk desa Wirotaman Kecamatan Butuh masih dalam proses input data. Secepatnya data kami analisa dan kami sajikan sebagai laporan. Yocki melanjutkan bahwa hasil jitupasna ini akan menjadi data ilmiah dan dijadikan acuan untuk membuat kegiatan pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi hingga 3 bulan yang akan datang. (naibul umam)