Nuzulul Quran, Spirit Pembebasan Keterpurukan Bangsa
PERINGATAN Nuzulul Quran pada saat sekarang ini perlu dimaknai sebagai sebuah media untuk evaluasi dan introspeksi bagi setiap manusia dalam rangka proses menuju kehidupan yang lebih baik dalam berbagai bidang kehidupan.
Adanya peristiwa turunnya Alquran yang senantiasa diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan perlu diimbangi dengan sejauhmana manusia yang hidup di muka bumi ini untuk selalu berupaya dalam rangka membebaskan dirinya dari segala bentuk keterpurukan.
Mengingat hal tersebut sesuai dengan tujuan dari diturunkan Al-Quran yakni petunjuk bagi manusia yang salah satunya agar terhindar dari keterpurukan.
Ketika setiap manusia yang ada memiliki niat dan kemauan untuk membebaskan dirinya dari keterpurukan, maka keterpurukan yang melanda bangsa – bangsa di dunia ini termasuk Indonesia akan segera bisa diatasi. Beberapa pesan dalam Al-Quran seperti perintah untuk membaca tidak hanya bermakna individual akan tetapi juga bermakna kolektif dalam hal upaya memperoleh akses pendidikan.
Secara kolektif negara ini melalui para pengambil kebijakan memiliki kewajiban untuk menyediakan akses pendidikan yang layak, adil dan merata bagi setiap warganya agar terhindar dari kebodohan dan keterbelakangan.
Begitu pula terkait kepedulian terhadap fakir miskin perlu dimaknai bahwa negara dalam hal ini pengambil kebijakan memiliki kewajiban dalam rangka mengatasi keterpurukan dalam hal kemiskinan. Penyebab kemiskinan seperti ketidakadilan terkait pendapatan dan kepemilikan kekayaan.
Kemudian praktik korupsi yang menyebabkan berkurang dan hilangnya anggaran untuk kepentingan publik. Selanjutnya kerusakan lingkungan yang akhirnya mengakibatkan hilangnya ruang bagi publik khususnya bagi kelompok petani dalam pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraannya. Hal-hal itu perlu segera dicarikan solusinya.
Sapari menambahkan bahwa Nuzulul Quran yang selalu diperingati secara formal oleh negara baik oleh pemerintah pusat dan daerah maupun oleh masyarakat sendiri dilingkungannya masing-masing harus mampu menumbuhkan spirit positif baik secara individu maupun kolektif dalam rangka mengatasi serta membebaskan bangsa ini dari keterpurukan. (supardi pardi: tulisan disarikan dari sambutan Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Magelang, Sapari pada peringatan Nuzulul Quran tahun 1437 Hijriah, Kamis (23/6/2016))