Milad ke-93 Pemuda Muhammadiyah: Pemuda Negarawan, Totalitas untuk Indonesia Raya

Milad ke-93 Pemuda Muhammadiyah: Pemuda Negarawan, Totalitas untuk Indonesia Raya
Oleh : Muhammad Taufiq Ulinuha (Wakil Sekretaris PW Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah, FOKAL IMM Jateng, Aktifis JIMM, dan Pemred PWMJateng.com)
PWMJATENG.COM – Pemuda Muhammadiyah genap berusia 93 tahun pada 2 Mei 2025. Sebuah usia matang bagi organisasi otonom Muhammadiyah yang sejak awal kelahirannya telah memainkan peran penting dalam dinamika kebangsaan. Mengusung tema “Pemuda Negarawan: Totalitas untuk Indonesia Raya”, momentum milad ini menjadi refleksi dan afirmasi kembali peran strategis pemuda Islam yang tak hanya aktif di ruang dakwah, tetapi juga memiliki jiwa kenegarawanan yang mengakar kuat.
Istilah “negarawan” bukanlah gelar sembarangan. Ia tak sekadar identik dengan jabatan atau posisi politik, tetapi mencerminkan karakter dan sikap kebangsaan yang menjunjung tinggi integritas, kepentingan umum, serta komitmen terhadap nilai-nilai luhur bangsa. Dalam konteks Pemuda Muhammadiyah, identitas ini dibentuk melalui proses panjang kaderisasi yang berlandaskan nilai-nilai Islam berkemajuan, moderat, dan inklusif.
Warisan Historis dan Peran Strategis
Sejarah mencatat, sejak awal berdirinya pada 1932, Pemuda Muhammadiyah telah menjadi rumah bagi kader-kader visioner. Dari tokoh seperti AR Fachruddin, Amien Rais, hingga kader-kader muda kontemporer, mereka tumbuh bukan hanya sebagai aktivis organisasi, tetapi juga pemikir dan pelaku perubahan sosial yang berdampak luas.
Bukan hal baru bagi Pemuda Muhammadiyah untuk terjun langsung dalam perjuangan kemerdekaan, advokasi sosial, hingga partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa. Bahkan dalam fase kritis sejarah nasional, pemudanya tampil sebagai penjaga moral dan penyambung aspirasi rakyat.
Hal ini membuktikan bahwa Pemuda Muhammadiyah bukan sekadar komunitas pemuda keagamaan, tetapi juga pilar strategis bangsa. Organisasi ini memosisikan diri sebagai tempat tumbuhnya pemimpin muda yang berpikir jauh ke depan, tidak terjebak pada pragmatisme politik sesaat, dan selalu mengedepankan kepentingan umat serta bangsa.
Totalitas untuk Indonesia Raya
Tema milad ke-93 ini, “Totalitas untuk Indonesia Raya”, mengandung makna mendalam. Totalitas bukan berarti bekerja secara emosional atau reaktif, tetapi menunjukkan dedikasi penuh, kerja profesional, dan pengorbanan tulus demi kemajuan negeri.
Di tengah tantangan globalisasi, krisis kepemimpinan moral, dan fragmentasi sosial akibat polarisasi politik, Pemuda Muhammadiyah ingin tampil sebagai solusi, bukan bagian dari masalah. Dengan menanamkan nilai-nilai keislaman yang inklusif, semangat gotong royong, serta literasi kebangsaan yang kuat, pemuda Muhammadiyah ingin membentuk generasi muda yang mampu menjaga persatuan dan membawa perubahan berkelanjutan.
Baca juga, Kebebasan Pers dan Gaung Demokrasi Indonesia: Pilar yang Tak Boleh Runtuh
Kepemimpinan yang dibangun adalah kepemimpinan transformatif. Tidak hanya menggerakkan, tetapi juga memberi inspirasi dan keteladanan. Seorang pemuda negarawan bukan hanya piawai dalam berorasi, tetapi juga dalam berpikir strategis, menyusun narasi perubahan, dan bekerja di akar rumput secara nyata.
Tantangan dan Harapan
Memasuki abad kedua Muhammadiyah, pemuda dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks: disrupsi digital, arus informasi yang masif, krisis identitas generasi, hingga ancaman ideologi transnasional yang ekstrem. Dalam situasi demikian, kehadiran pemuda negarawan menjadi kebutuhan mendesak.
Sebagaimana ditegaskan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmad Tawalla, “Pemuda harus menjadi penjaga moralitas publik dan pelopor kemajuan. Tidak cukup menjadi aktivis, tetapi harus naik kelas menjadi negarawan yang mampu berpikir jangka panjang untuk kemaslahatan bangsa.”
Untuk itu, Pemuda Muhammadiyah harus terus menguatkan infrastruktur kaderisasi, memperluas basis gerakan di berbagai lini, mulai dari pendidikan, ekonomi, sosial, hingga lingkungan hidup. Tidak kalah penting adalah mendorong keterlibatan aktif dalam demokrasi yang sehat, baik melalui partai politik, lembaga negara, maupun organisasi masyarakat sipil.
Membangun Kolaborasi, Meneguhkan Identitas
Salah satu kekuatan Pemuda Muhammadiyah adalah jejaring yang luas dan ideologi yang jelas. Namun dalam era kolaboratif saat ini, identitas keorganisasian tidak boleh menjadikan eksklusivitas sebagai penghalang. Justru sebaliknya, kolaborasi dengan berbagai elemen bangsa menjadi strategi penting untuk memperbesar dampak.
Pemuda Muhammadiyah dapat menjadi jembatan antara kaum muda lintas latar belakang, menginisiasi forum-forum kebangsaan, dialog lintas iman, serta gerakan sosial berbasis komunitas. Di sinilah pemuda negarawan diuji: bukan dengan retorika, tetapi dengan kemampuan membangun sinergi untuk Indonesia yang lebih kuat dan berdaulat.
Ikhtisar
Milad ke-93 Pemuda Muhammadiyah bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan momen strategis untuk memperkuat identitas, memperluas pengaruh, dan meneguhkan arah perjuangan. Tema “Pemuda Negarawan: Totalitas untuk Indonesia Raya” harus menjadi semangat kolektif yang menyatu dalam seluruh gerak langkah organisasi.
Dengan terus menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang mencerahkan, serta menjaga semangat kebangsaan yang utuh, Pemuda Muhammadiyah diharapkan mampu melahirkan generasi pemimpin yang bukan hanya cerdas, tetapi juga berintegritas dan berani mengambil tanggung jawab besar untuk masa depan bangsa.
Indonesia membutuhkan lebih banyak pemuda negarawan. Dan Pemuda Muhammadiyah telah, sedang, dan akan terus menjawab panggilan itu—dengan totalitas yang tak diragukan lagi.
Editor : Ahmad