Meriah! Ribuan Warga Padati Jogja Takbir Festival 1446 H, Syiar Islam dan Budaya Lokal Berpadu

PWMJATENG.COM, Yogyakarta – Gema takbir menggema membelah malam dari Kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) hingga Balai Kota Yogyakarta dalam perhelatan Jogja Takbir Festival (JTFest) 1446 H. Ribuan warga tampak antusias mengikuti festival tahunan yang diselenggarakan oleh Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kota Yogyakarta pada Ahad malam, 8 Juni 2025.
Mengusung tema “Hamemayu Hayuning Bawana: Merawat Dunia dengan Syiar dan Budaya,” festival ini memadukan nilai-nilai keislaman dengan kearifan budaya lokal. Tidak sekadar seremoni malam takbiran, JTFest menjadi ruang perjumpaan antara tradisi dan dakwah yang membumi dan membahagiakan.
“Islam dan budaya bukan dua hal yang berseberangan. Justru saling melengkapi dan memperkuat. Kesenian tradisional tidak sekadar hiburan, tetapi juga media dakwah yang mengandung pesan moral,” kata salah satu panitia pelaksana saat ditemui di lokasi acara.
Panggung utama dibuka dengan penampilan Tapak Suci Universitas Ahmad Dahlan yang memukau penonton. Menyusul kemudian, penampilan solo vokal dari seorang penyandang disabilitas netra menggugah semangat inklusivitas. Dua penampilan ini seakan menegaskan bahwa syiar Islam bersifat merangkul dan terbuka untuk semua lapisan masyarakat.
Sebanyak 13 kafilah dari berbagai kemantren di Kota Yogyakarta turut ambil bagian dalam festival. Masing-masing menampilkan kreativitas terbaiknya dalam menyemarakkan gema takbir, menampilkan seni Islami dengan balutan budaya lokal yang khas.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta, Aris Madani, mengapresiasi penyelenggaraan JTFest 1446 H. Menurutnya, acara ini memberi ruang ekspresi positif bagi generasi muda Islam.
Baca juga, Haedar Nashir: Jadikan Gerakan Islam Berkemajuan sebagai Jiwa Kehidupan Warga Muhammadiyah!
“Selamat dan sukses atas terselenggaranya JTFest. Ini adalah bentuk nyata bagaimana pemuda Islam bisa mengekspresikan semangat keagamaannya secara kreatif dan membanggakan,” ujarnya dalam sambutan resmi.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, juga hadir dalam kesempatan tersebut. Ia menilai gema takbir bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga sarana mempererat persaudaraan di tengah masyarakat yang beragam.

“Takbir bukan sekadar ungkapan ketakwaan individu, tetapi juga simbol persatuan dan kedamaian. JTFest memperlihatkan bahwa masyarakat Yogyakarta sangat mampu merawat kebersamaan dalam keberagaman,” ungkapnya di hadapan peserta dan penonton.
Wawan berharap festival ini menjadi inspirasi kegiatan syiar keislaman yang damai dan menyejukkan. Ia juga menambahkan, “Semoga kegiatan ini membawa keberkahan, dan masyarakat Yogyakarta senantiasa hidup rukun, tenteram, serta guyub.”
Sebagai penanda pembukaan resmi, tamu undangan secara simbolis memukul gong. Setelah itu, masing-masing kafilah menampilkan pertunjukan seni Islami khas daerahnya. Sorak-sorai dan tepuk tangan penonton menambah kemeriahan suasana malam takbiran.
Acara ditutup dengan pengumuman pemenang lomba dan penyerahan hadiah kepada kafilah terbaik. Tawa riang dan wajah penuh bangga dari para peserta mewarnai malam yang penuh sukacita.
Kontributor : Salma
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha