Kolom

Menumbuhkan Resiliensi Bencana Mulai dari Keluarga

Menumbuhkan Resiliensi Bencana Mulai dari Keluarga

Oleh : Muhammad Taufiq Ulinuha (Ketua Bidang Data dan Informasi LRB-MDMC PWM Jateng; Mantan Anggota Tim INA-EMT untuk Respons Gempa Turkiye)

PWMJATENG.COM – Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap bencana alam. Mulai dari gempa bumi, banjir, hingga letusan gunung berapi, hampir semua jenis bencana dapat terjadi di negeri ini. Kondisi geografis yang berada di kawasan Cincin Api Pasifik menjadikan masyarakat Indonesia perlu memiliki kesadaran tinggi terhadap pentingnya mitigasi dan resiliensi bencana. Salah satu cara paling efektif untuk membangun resiliensi tersebut adalah dengan memulainya dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga.

Keluarga Sebagai Basis Pendidikan Resiliensi

Keluarga adalah institusi pertama dan utama dalam kehidupan setiap individu. Lingkungan keluarga memiliki peran besar dalam membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku anak. Dalam konteks mitigasi bencana, keluarga dapat menjadi tempat belajar awal mengenai cara menghadapi risiko bencana. Misalnya, anak-anak dapat diajarkan mengenai jenis-jenis bencana yang mungkin terjadi di wilayah tempat tinggal mereka dan bagaimana cara meresponsnya dengan tenang.

Keluarga yang sadar bencana biasanya memiliki kebiasaan untuk mempersiapkan diri menghadapi situasi darurat. Langkah-langkah sederhana, seperti menyusun rencana evakuasi keluarga, menyiapkan tas siaga bencana, dan memahami jalur evakuasi terdekat, dapat menjadi fondasi untuk membangun resiliensi. Selain itu, penting bagi setiap anggota keluarga untuk memahami peran masing-masing dalam situasi darurat agar tidak terjadi kepanikan.

Pentingnya Edukasi dan Simulasi

Edukasi dan simulasi menjadi aspek penting dalam membangun resiliensi bencana di tingkat keluarga. Pemerintah dan lembaga non-pemerintah seringkali menyelenggarakan program edukasi terkait mitigasi bencana, tetapi hal ini perlu didukung dengan inisiatif dari keluarga. Orang tua dapat mengajak anak-anak untuk berdiskusi mengenai skenario bencana yang mungkin terjadi. Dengan melibatkan seluruh anggota keluarga dalam diskusi ini, setiap individu dapat merasa lebih siap dan percaya diri dalam menghadapi situasi darurat.

Simulasi bencana juga menjadi salah satu langkah yang efektif. Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh International Journal of Disaster Risk Reduction menunjukkan bahwa simulasi bencana yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan kemampuan individu dalam merespons bencana. Dalam lingkungan keluarga, simulasi ini dapat berupa latihan sederhana, seperti mempraktikkan cara berlindung saat gempa atau cara mengevakuasi diri saat terjadi banjir.

Peran Teknologi dalam Mendukung Resiliensi Keluarga

Teknologi dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan resiliensi bencana di keluarga. Saat ini, banyak aplikasi dan platform digital yang menyediakan informasi terkini mengenai bencana alam, seperti aplikasi BMKG dan situs resmi BNPB. Orang tua dapat mengunduh aplikasi tersebut dan mengajarkan cara penggunaannya kepada anak-anak. Dengan demikian, keluarga dapat selalu mendapatkan informasi yang cepat dan akurat.

Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk menyimpan dokumen penting dalam format digital. Dalam situasi darurat, kehilangan dokumen seperti akta kelahiran, kartu keluarga, atau surat tanah dapat menjadi masalah besar. Oleh karena itu, menyimpan salinan dokumen dalam cloud storage dapat menjadi solusi praktis untuk mengurangi risiko kehilangan.

Membangun Mentalitas Tangguh di Kalangan Anak-anak

Resiliensi bencana tidak hanya soal kesiapan fisik, tetapi juga kesiapan mental. Anak-anak, sebagai bagian dari keluarga, perlu diajarkan untuk memiliki mentalitas tangguh dalam menghadapi situasi sulit. Orang tua dapat memberikan pemahaman kepada anak-anak bahwa bencana adalah bagian dari kehidupan yang harus dihadapi dengan keberanian dan kesabaran.

Dalam buku Building Resilience in Children and Teens karya Kenneth Ginsburg, disebutkan bahwa salah satu cara terbaik untuk membangun ketangguhan pada anak adalah dengan memberikan dukungan emosional yang konsisten. Ketika anak-anak merasa didukung oleh keluarga, mereka cenderung lebih mudah bangkit dari trauma yang diakibatkan oleh bencana.

Kerja Sama Komunitas untuk Mendukung Resiliensi Keluarga

Selain memperkuat resiliensi di dalam keluarga, kerja sama dengan komunitas juga memiliki peran penting. Keluarga dapat bergabung dengan program-program kesiapsiagaan bencana yang diadakan di lingkungan tempat tinggal mereka. Misalnya, mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh komunitas setempat atau membentuk kelompok siaga bencana bersama tetangga.

Komunitas yang tangguh akan memberikan dukungan tambahan bagi keluarga dalam menghadapi bencana. Selain itu, kerja sama komunitas juga dapat membantu mempercepat proses pemulihan pascabencana. Dalam hal ini, keluarga yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan komunitas akan lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan.

Ikhtisar

Menumbuhkan resiliensi bencana bukanlah tugas yang hanya dapat diselesaikan oleh pemerintah atau lembaga tertentu. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membangun ketangguhan individu dan komunitas. Dengan memulai dari hal-hal kecil, seperti edukasi, simulasi, dan penggunaan teknologi, keluarga dapat menjadi garda terdepan dalam menghadapi risiko bencana.

Sebagai langkah awal, orang tua perlu menjadi teladan bagi anak-anak dalam mempraktikkan kebiasaan siap siaga. Dengan cara ini, resiliensi bencana akan tertanam kuat dalam budaya keluarga dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Pada akhirnya, upaya bersama ini akan menciptakan masyarakat yang lebih tangguh dan siap menghadapi segala kemungkinan di masa depan.

Editor : Ahmad

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE