Editorial

Menjadi Umat Tengahan

PWMJATENG.COM – Islam mengajarkan keseimbangan sebagai fondasi kehidupan. Salah satu prinsip penting yang sering menjadi rujukan adalah konsep umat tengahan atau ummatan wasathan sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 143. Allah berfirman, “Dan demikianlah Kami telah menjadikan kamu umat yang adil dan pilihan, agar kamu menjadi saksi atas manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas kamu.”

Makna Umat Tengahan

Secara sederhana, ummatan wasathan dapat diartikan sebagai umat yang berada di tengah-tengah, adil, dan tidak condong ke ekstremitas tertentu. Konsep ini menegaskan bahwa Islam tidak membenarkan sikap berlebihan (ifrath) maupun pengabaian (tafrith). Sebagai contoh, dalam beribadah, umat Islam diajarkan untuk tidak berlebih-lebihan hingga melupakan kebutuhan duniawi, tetapi juga tidak lalai terhadap kewajiban spiritual.

Menurut Imam Al-Qurtubi, kata wasath memiliki makna “yang terbaik dan paling adil”. Konsep ini menjadi panduan umat Islam dalam menjalankan kehidupan beragama, bermasyarakat, dan bernegara.

Keseimbangan dalam Beragama

Islam mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat. Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan para sahabat yang berlebihan dalam beribadah hingga melampaui batas kewajaran. Dalam sebuah hadis riwayat Al-Bukhari, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak ada seseorang yang memaksakan diri dalam agama melainkan ia akan kalah. Maka lakukanlah amalan sesuai kemampuan kalian.”

Pesan ini relevan dalam kehidupan modern. Banyak umat Islam yang terjebak dalam dua kutub ekstrem: ada yang terlalu fanatik terhadap hukum agama tanpa memperhatikan konteks sosial, dan ada pula yang terlalu liberal sehingga melupakan prinsip-prinsip Islam. Sebagai umat tengahan, kita dituntut untuk memahami agama secara komprehensif dan menerapkannya dengan bijak.

Keseimbangan dalam Sosial dan Ekonomi

Prinsip umat tengahan juga tercermin dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Dalam muamalah, Islam menekankan keadilan, baik dalam bertransaksi maupun berbagi dengan sesama. Konsep zakat, infak, dan sedekah adalah bentuk konkret bagaimana Islam menjaga keseimbangan antara kepemilikan individu dan tanggung jawab sosial.

Baca juga, Keputusan Musypimwil Muhammadiyah Jateng Tahun 2024

Ahli ekonomi Islam, Muhammad Syafii Antonio, menjelaskan bahwa sistem ekonomi Islam berlandaskan pada keseimbangan antara spiritual well-being dan material well-being. Umat Islam diajarkan untuk mencari rezeki yang halal, namun tidak menjadikan harta sebagai tujuan utama hidup.

Menjadi Teladan bagi Dunia

Sebagai ummatan wasathan, umat Islam memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi teladan bagi umat lain. Dalam tataran global, prinsip ini dapat diwujudkan melalui dialog antaragama, kontribusi dalam perdamaian dunia, dan penerapan nilai-nilai keadilan.

Contoh nyata dapat dilihat dari sikap Rasulullah SAW dalam menghadapi berbagai golongan di Madinah. Beliau berhasil menciptakan masyarakat yang harmonis dengan membangun Piagam Madinah, sebuah kesepakatan yang mengatur hubungan antaragama dan antarbangsa secara adil.

Menjaga Prinsip Umat Tengahan

Menjadi umat tengahan bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan ilmu, kebijaksanaan, dan konsistensi dalam menjalani kehidupan. Penting bagi umat Islam untuk terus belajar dari Al-Qur’an, hadis, dan para ulama agar tidak mudah terpengaruh oleh paham ekstrem atau nilai-nilai yang bertentangan dengan Islam.

Yusuf Al-Qaradawi dalam bukunya Fiqh Al-Wasathiyyah Al-Islamiyyah menjelaskan bahwa umat Islam harus senantiasa menjunjung tinggi sikap moderasi (wasathiyyah) dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam berpolitik, berbudaya, dan beragama. Sikap ini akan menciptakan kehidupan yang harmonis, damai, dan penuh keberkahan.

Ikhtisar

Menjadi umat tengahan adalah cerminan dari misi Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin. Prinsip ini memberikan jalan tengah yang menuntun umat Islam untuk tidak berlebihan dalam beragama, menjaga keseimbangan sosial-ekonomi, dan menjadi teladan kebaikan bagi dunia.

Sebagai umat Islam, sudah saatnya kita menghidupkan semangat ummatan wasathan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari keluarga hingga masyarakat luas. Dengan demikian, kita dapat menjalani kehidupan yang tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri tetapi juga memberikan dampak positif bagi umat manusia secara keseluruhan.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE