Khazanah Islam

Mengupas Makna Berserah Diri Kepada Allah

PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali melaksanakan Kajian Tafsir Al-Qur’an secara daring melalui Zoom Meeting pada Kamis (9/1). Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang diinisiasi oleh Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) UMS sebagai upaya memperkuat nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) di kalangan dosen dan tenaga kependidikan.

Kajian kali ini menghadirkan Ainur Rha’in sebagai narasumber dengan topik Surah Adh-Dhuha. Dalam pemaparannya, Ainur mengupas secara mendalam makna setiap ayat Surah Adh-Dhuha, yang terdiri dari 11 ayat. “Surah ini memiliki konteks sejarah yang sangat mendalam, khususnya saat wahyu tidak turun selama 40 hari,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, kekosongan wahyu tersebut sempat membuat Nabi Muhammad SAW merasa gelisah. Di tengah situasi itu, ejekan datang dari kaum kafir Quraisy, termasuk Ummu Jamil, istri Abu Lahab. “Dalam Hadits Riwayat Bukhari, Ummu Jamil mengejek Nabi dengan mengatakan, ‘Setanmu benar-benar telah meninggalkanmu.’ Kalimat tersebut merupakan sindiran bahwa Allah telah meninggalkan Nabi Muhammad SAW,” jelas Ainur.

Namun, ejekan tersebut terjawab dengan turunnya Surah Adh-Dhuha. Ayat pertama, “Demi waktu dhuha”, dan ayat berikutnya, “Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak membencimu”, menjadi bukti nyata bahwa Allah tidak pernah meninggalkan Rasulullah. Ainur menegaskan bahwa ayat ini merupakan bentuk penghiburan dan peneguhan dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW.

Selain membahas konteks sejarah, Ainur juga menyoroti hikmah dari surah ini. Ia menekankan bahwa turunnya wahyu adalah hak prerogatif Allah SWT. “Tidak ada seorang pun, bahkan seorang nabi sekalipun, yang bisa mengatur Allah. Oleh karena itu, dalam berdoa dan berharap, harus ada keikhlasan dan kesabaran,” paparnya.

Baca juga, Islam Memandang Kesejahteraan Sosial: Perspektif Nilai dan Tanggung Jawab

Ainur juga menggambarkan bagaimana Nabi Muhammad SAW sering menghabiskan waktu di Gua Hira selama masa kekosongan wahyu tersebut. Hal ini, menurutnya, menunjukkan betapa besar kerinduan Nabi akan petunjuk Allah. “Sebagaimana yang diajarkan Nabi, kita harus memperbaiki cara kita meminta kepada Allah. Jangan mengatur Allah, tetapi serahkan segalanya kepada-Nya, karena Allah lebih tahu yang terbaik untuk kita,” tambahnya.

Peserta kajian yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan UMS mendapatkan wawasan baru tentang sejarah, tafsir, dan hikmah Surah Adh-Dhuha. Ainur menekankan pentingnya menerapkan nilai-nilai keikhlasan dan ketundukan kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam wawancara setelah kajian, seorang peserta mengungkapkan kesannya. “Kajian ini sangat memperkaya pemahaman saya, terutama tentang bagaimana menghadapi ujian dengan berserah diri kepada Allah,” ujar seorang dosen Fakultas Ekonomi UMS.

UMS melalui program ini terus berkomitmen menanamkan nilai-nilai keislaman yang kokoh di lingkungan akademik. “Dengan kajian seperti ini, kami tidak hanya belajar secara akademik, tetapi juga memperkuat aspek spiritual,” kata Ketua BPSDM UMS dalam sambutannya.

Kontributor : Yusuf
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE