BeritaTokoh

Masrukhi: Pers di Era AI Adalah Bagaimana Menggunakan Teknologi untuk Memperkaya Wawasan

PWMJATENG.COM, Semarang – Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) menjadi tuan rumah Dialog 5 Rektor bertajuk Masa Depan Pers di Era AI. Acara yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah ini merupakan bagian dari peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 Tingkat Jateng dan HUT ke-79 PWI. Kegiatan berlangsung di Auditorium Rumah Sakit Unimus, Jalan Kedungmundu 214 Semarang, pada Rabu, 5 Februari 2025.

Lima pemimpin perguruan tinggi hadir dalam diskusi ini, yaitu Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Mudzakkir Ali, Rektor Universitas Semarang (USM) Supari, Wakil Rektor III Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) M. Qomaruddin, Wakil Rektor Bidang Umum, Keuangan, dan SDM Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Guruh Fajar Shidik, serta Wakil Rektor III Unimus Eny Winaryati. Diskusi ini dipandu oleh Muhammad Munsarif, dosen Unimus.

Selain itu, acara ini dihadiri oleh Wakil Ketua PWM Jawa Tengah Masrukhi, mahasiswa dari lima perguruan tinggi, Kadiskominfo Blora Pratikto Nugroho, Kabag Prokompim Budiman, serta pengurus PWI Jateng yang diketuai Amir Machmud NS dan Ketua PWI Blora Heri Purnomo beserta jajarannya.

Dalam sambutannya, Masrukhi yang jugta Rektor UNIMUS menyatakan bahwa perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), telah mengubah paradigma di dunia pendidikan dan jurnalistik.

“Seiring dengan kemajuan teknologi, dosen bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi mahasiswa. Begitu pula di dunia jurnalistik, di mana AI dapat mempercepat akses informasi. Namun, tetap harus dikendalikan dengan prinsip etika dan akurasi,” ujar Masrukhi.

Sementara itu, Ketua PWI Jateng Amir Machmud menegaskan bahwa pemanfaatan AI dalam jurnalistik harus tetap berlandaskan etika dan regulasi yang berlaku, seperti UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik.

“Setiap teknologi memiliki dampak positif dan negatif. Tantangan terbesar bagi wartawan saat ini adalah mempertahankan etika dalam penyajian berita. AI bisa menjadi alat yang memperkuat informasi, tetapi juga bisa menjadi ancaman jika tidak digunakan dengan bijak,” ungkap Amir.

Dalam sesi diskusi, Rektor Unwahas Mudzakkir Ali mengawali perbincangan dengan candaan mengenai penggunaan ChatGPT dalam dunia akademik. Ia menekankan pentingnya daya kritis dan kebijaksanaan dalam menyikapi informasi yang dihasilkan oleh AI.

Baca juga, Amal Shalih dan Syarat Pengguguran Dosa

“Menghadapi tantangan AI, kita harus membekali diri dengan kekuatan mental dan amal saleh,” ujarnya.

Rektor USM, Supari, menyoroti tanggung jawab perguruan tinggi dan pers dalam membangun generasi unggul.

“Kita harus beradaptasi dan turut membangun AI agar dapat membantu dunia pers dan pendidikan tinggi demi mencapai Indonesia Emas 2045,” jelasnya.

Senada dengan itu, M. Qomaruddin dari Unissula mengingatkan bahwa AI bukanlah hal baru, tetapi perkembangannya menuntut dunia jurnalistik untuk lebih berorientasi pada fakta, kejujuran, dan etika.

“AI adalah alat yang bisa meningkatkan kualitas jurnalistik. Namun, jika tidak dikendalikan, kita bisa tersesat dalam lautan informasi tanpa filter,” katanya.

Guruh Fajar Shidik dari Udinus memaparkan perjalanan perkembangan AI sejak tahun 1950 hingga sekarang. Ia menunjukkan bagaimana AI telah memengaruhi berbagai sektor, termasuk media dan komunikasi.

Sedangkan Eny Winaryati dari Unimus menegaskan bahwa wartawan harus mampu beradaptasi dengan AI tanpa kehilangan nilai-nilai mendengar, melihat, dan hati nurani sebagai pedoman utama dalam pemberitaan.

Sebagai tuan rumah, Unimus menegaskan komitmennya dalam mendukung pemanfaatan teknologi secara bijak, adaptif, dan tetap beretika. Dialog ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antara pers dan perguruan tinggi dalam menghadapi era digital.

Melalui kegiatan ini, diharapkan wartawan, akademisi, dan mahasiswa semakin memahami bagaimana AI dapat dimanfaatkan untuk memperkaya dunia jurnalistik tanpa mengabaikan prinsip kebenaran dan etika profesi.

“Masa depan pers di era AI bukan soal menggantikan peran manusia, tetapi bagaimana kita menggunakan teknologi untuk memperkaya wawasan, meningkatkan akurasi, dan tetap menjunjung tinggi integritas,” pungkas Masrukhi.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE