Mari Berempati untuk Rohingya
Oleh Zainudin Ahpandi
Ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah
LUAR biasa yang sudah dilakukan biksu Ashin Wirathu, Panglima Militer Minaung Hlaing dan Aung San Suu Kyi, dalang yang tlh melakukan pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap muslim rohingya beberapa hari lalu. Pembantaian ribuan orang, pembakaran ribuan rumah, pemerkosaan, bahkan anak-anak yang tak tau apa-apa mereka penggal.
Mereka memperlakukan manusia layaknya hewan, mereka seperti manusia yang telah kehilangan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaannya. Saya kira semua orang akan sangat marah melihat genosida ini baik seorang muslim maupun non muslim yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius dan tatanan agamanya.
Melihat kejadian yang sebetulnya telah terjadi cukup lama dan menelan korban hingga jutaan orang ini tidaklah pantas kalau PBB hanya diam dan tidak bertindak tegas. Lalu bagaimana dengan kita, sementara mendoakan adalah selemah-lemahnya iman kita.
Gerakan terstruktur dan terukur untuk membantu muslim rohingya adalah harapan kita, melalui gerakan ini kita berharap ; Ada bantuan-bantuan logistik yg cepat dapat tersalurkan kepada para korban dan para pengungsi, kedubes myanmar untuk sementara dipulangkan dan menarik kedubes RI dari Myanmar, mengusulkan dan mendesak agar Myanmar dikeluarkan dari anggota Asean, mendesak agar ditarik kembali nobel perdamaian Aung San Suu Kyi, mendesak agar Biksu Ashin Wirathu, Min Aung Hlaing dan Aun San Suu Kyi diadili secara internasional karena telah melanggar HAM berat, karena kita mempunyai ribuan pulau maka mendesak RI untuk menyediakan sebagian pulau untuk para pengungsi.
KOKAM dan Pemuda Muhammadiyah adalah cinta damai, kita di sini menjaga minoritas walaupun sebaliknya di Myanmar minoritas dilibas. Kita juga Pancasila akan selalu merawat dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila termasuk membela Rohingya adalah amanat pancasila. Siapa kemarin yang berteriak-teriak : “Saya Pancasila”, tetapi matanya buta melihat penderitaan Rohingya?
Saya mengajak Kokam dan Pemuda Muhammadiyah serta AMM untuk menggelar aksi solidaritas Rohingya tetapi tidak melukai minoritas di negara kita, tidak pula ditempat-tempat simbol keagamaan. (*)