Mantapkan Kinerja Kader SSR TB-HIV Care, Aisyiyah Pekalongan Selenggarakan Pelatihan Konselor HIV
PWMJATENG.COM, PEKALONGAN – Sabtu, 10 Juni 2017 Tim SSR TB-HIV Care Aisyiyah Kab.Pekalongan selenggarakan pelatihan perdana pada 10 kader TB-HIV Care Aisyiyah untuk menjadi konselor HIV angkatan pertama pada tahun 2017. Pelatihan sudah dilakukan selama tiga hari mulai 07 Juni sampai 09 Juni 2017 bertempat di meeting room hotel Dafam Pekalongan, pelatihan didampingi langsung oleh dinas kesehatan Kab.Pekalongan khususnya oleh pemegang program penanggulangan TB-HIV kab.Pekalongan bapak Arief Julianto Purnomo, S.Kep, Ns selaku Wasor TB-HIV Dinkes Kab.Pekalongan
“Dari pelatihan ini nantinya kader diharapkan mampu untuk memberikan pengertian tentang pentingnya cek VCT atau status HIV pada pasien positif TB atau terduga TB, karena masih buruknya mindset masyarakat tentang cek status HIV ini diperluklanlah kader yang bisa untuk merubah mindset msyarakat.” Terang Arief saat memaparkan sambutannya.
Dalam pelatihan kader digempleng dengan materi mengenai HIV pada pasien TB, dan bagaimana praktek dalam berkomunikasi langsung dengan pasien agar bersedia untuk melakukan cek status HIV. Seperti yang telah diketahui penyakit HIV adalah penyakit yang menular dan jika tidak ditangani dengan baik ditakutkan akan semakin menulari banyak orang. HIV sendir dapat menular jika ada 5 prinsip yang harus terpenuhi yakni adanya jalan keluar virus, virus mampu bertahan hidup, virus dalam jumlah banyak dan ada pintu masuk virus untuk menulari, jika salah satu dari 5 prinsip tersebut tidak terpenuhi maka virus HIV tidak dapat menulari orang lain. Virus HIV sendiri terdapat dalan darah, cairan vagina, cairan sperma dan ASI, jadi selama tidak ada kontak langsung dengan tempat berdiamnya virus HIV maka tidak akan tertular.
Sesien materi yang paling berkesan bagi para peserta adalah saat ada praktek langsung bagaimana cara berkomunikasi dengan seorang pasien positiv TB agar mau dilakukan cek status HIV, disinilah peran kader agar mampu meyakinkan pasien dan merubah mindset pasien mengenai HIV yang selama ini dinilai sebagai penyakit yang “menjijikan” karena sebenarnya HIV dapat menular melalui hubungan sex, jarum suntik yang digunakan bersama-sama dan dari menyusi.
Kiftiyah salah satu peserta dalam pelatihan yang merupakan perwakilan dari kecamatan Karangdadap mengatakan bahwa selama mengikuti pelatihan jadi lebih tahu tentang HIV karena menurutnya pun dia belum begitu tahu tentang HIV, menurut pemikirannya dulu bahwa penyakit HIV itu biasanya diderita oleh orang-orang yang “nakal” tetapi setelah mengikuti pelatihan sekarang Kiftioyah jadi mengerti bagaimana seseorang bisa terkena Hiv dan nyatanya tidak semua penderita HIV itu adalh orang yang “nakal”
Penyakit HIV memang tidak dapat disembuhkan secara total, namun dapat dikendalikankondisinya agar tidak semakin memburuk dan tidak menulari pada orang lain. Penderita HIV tetap dapat bertahan hidup dan menjaga kualitas hidupnya, tetap dapat memiliki pasangan dan dapat mempunyai keturunan selama pasien HIV mau untuk menjalani pengobatan secara rutin. Penderita HIV bukanlah orang yang harus kita jauhi namun harus kitang rangkul, seperti slogan dalam penanganan HIV Rangkul orangnya, Hindari Virusnya. (mpi Pekalongan)