
PWMJATENG.COM, Surakarta – Bagas Tirta Syech Maulana, mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), mencetak prestasi membanggakan. Ia terpilih menjadi satu-satunya wakil UMS yang mengikuti program credit transfer di University Malaysia Sabah (UMSabah), Malaysia, selama satu semester penuh.
Program mobilitas pelajar ini menjadi bagian dari kerja sama internasional antara UMS dan UMSabah. Tujuannya memperkaya pengalaman akademik mahasiswa melalui pembelajaran lintas budaya sekaligus meningkatkan daya saing global.
“Informasi program ini berasal dari Prodi. Setelah itu saya mengikuti seleksi internal. Alhamdulillah, saya terpilih untuk mengikuti program ini secara langsung di Malaysia,” kata Bagas saat diwawancarai, Jumat (23/5).
Perkuliahan dalam program ini dimulai secara daring sejak 17 Maret 2025. Setelah masa libur Idulfitri, kegiatan berlanjut secara luring di kampus UMSabah mulai 7 April hingga 27 Juli 2025. Fokus utama kegiatan adalah kredit transfer mata kuliah yang diselaraskan dengan kurikulum di UMSabah.
“Ini seperti kuliah biasa, tapi dilakukan di luar negeri. Di samping perkuliahan, kami juga mengikuti kegiatan kemahasiswaan, pengenalan budaya, dan eksplorasi tempat ikonik di Sabah,” jelas Bagas.
Selama mengikuti program, Bagas mendapatkan dukungan penuh dari UMS dan UMSabah. Biaya kuliah atau SPP sepenuhnya ditanggung oleh UMSabah. Sementara itu, UMS membantu pembiayaan visa, transportasi, asuransi, administrasi, tes kesehatan, hingga akomodasi.
Baca juga, Makna Mendirikan Salat: Antara Rutinitas dan Transformasi Diri
Untuk kebutuhan sehari-hari, Program Studi Akuntansi UMS memberikan subsidi tambahan. Namun, Bagas tetap menyisihkan dana pribadi sebagai pelengkap.
“Yang paling berkesan, saya tinggal di kediaman internasional bersama mahasiswa dari berbagai negara seperti Brunei, Jepang, dan Korea. Ini melatih saya untuk beradaptasi dan memahami budaya serta gaya komunikasi yang berbeda,” ujarnya.

Namun, pengalaman belajar lintas negara tentu tak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah perbedaan bahasa.
“Meskipun bahasa Melayu mirip dengan bahasa Indonesia, ada beberapa kata yang artinya berbeda. Saya pernah salah paham karena itu. Tapi dari situ saya belajar lebih berhati-hati dalam berkomunikasi,” tambahnya.
Sebelum dinyatakan lolos, Bagas harus menyiapkan sejumlah dokumen dan mengikuti sesi wawancara. Dalam proses tersebut, ia diminta menjelaskan rencana studi serta tujuan mengikuti program internasional ini.
“Pertanyaannya seputar rencana saya selama di Malaysia dan apa yang ingin saya capai setelah kembali. Saya sampaikan semua dengan yakin dan jujur,” tuturnya.
Ia berharap pengalaman ini bisa menjadi modal berharga, tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan akademik, tetapi juga untuk memperluas jaringan internasional.
“Saya ingin belajar dari lingkungan multikultural, meningkatkan keterampilan komunikasi, dan membawa pengalaman ini untuk memperkaya wawasan saya sebagai mahasiswa akuntansi,” pungkasnya.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha