
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mengukir prestasi di tingkat nasional. Lima tim dari organisasi mahasiswa (Ormawa) UMS berhasil lolos pendanaan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2025 dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemendiktiristek.
Kepala Bagian Penalaran, Kreativitas, dan Softskill Biro Kemahasiswaan UMS, Muhammad Alfatih, menyampaikan rasa bangga atas pencapaian tersebut. Ia menyebut bahwa keberhasilan ini mencerminkan semangat mahasiswa UMS dalam berkontribusi langsung kepada masyarakat.
“Prestasi PPK Ormawa di tahun yang penuh efisiensi dari pemerintah ini sangat membanggakan bagi civitas academica UMS, khususnya organisasi kemahasiswaan,” ujar Fatih, Rabu (23/7).
Seleksi internal yang dilakukan Biro Kemahasiswaan UMS cukup ketat. Dari 30 proposal yang diajukan, hanya 10 yang dikirim ke sistem nasional. Setelah melalui tahap desk review dan presentasi di hadapan reviewer nasional, lima proposal akhirnya dinyatakan lolos pendanaan.
Fatih menjelaskan bahwa keberhasilan ini tak lepas dari dukungan penuh pihak kampus. Sejak awal, Biro Kemahasiswaan melakukan sosialisasi, mengadakan workshop penyusunan proposal, membentuk tim reviewer internal, serta memberi coaching intensif kepada para tim.
“Kami juga mendampingi mereka dalam proses unggah dokumen ke sistem nasional, termasuk memberi dana pendamping sebesar Rp2 juta untuk setiap tim yang lolos,” tambahnya.
Salah satu tantangan utama, kata Fatih, adalah penyesuaian proposal sesuai panduan dari kementerian. Banyak Ormawa masih terbiasa dengan format internal organisasi, sehingga perlu pendampingan lebih dalam penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan konten teknis lainnya.
Baca juga, Sahkah Wudu dengan Make Up yang Belum Dihapus? Ini Penjelasan Lengkapnya
“Oleh karena itu, kami bentuk tim coaching khusus agar mereka bisa mengikuti panduan dengan benar,” jelasnya.
Lima tim yang berhasil lolos berasal dari lintas fakultas dan membawa program pemberdayaan berbasis inovasi sosial. Berikut daftar lengkapnya:
- HMP Pendidikan Teknologi Informatika FKIP UMS: Digitalisasi komoditas tempe di Desa Sentono.
- HMP PGSD FKIP UMS: Pembangunan desa cerdas kontekstual di Desa Jagoan.
- IMM Ar Razi Fakultas Kedokteran UMS: Edukasi dan deteksi dini katarak di Desa Sanggung.
- UKM Hizbul Wathan UMS: Pengembangan desa wisata berbasis eco-educulinary melalui program “Kiringan Lestari”.
- IMM Averoes Fakultas Teknik UMS: Sekolah perempuan berbasis IoT “SMARTANI JATI” di bidang kemandirian pangan.
Fatih menegaskan, keberhasilan ini merupakan peningkatan signifikan dibandingkan sebelum pandemi. Saat itu, hanya satu hingga dua tim yang berhasil lolos hibah bina desa.

“Ini menunjukkan kualitas dan semangat mahasiswa UMS semakin meningkat dalam peran pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.
Guna memastikan efektivitas program, UMS membentuk tim monitoring dan evaluasi (monev) baik di tingkat kampus maupun melalui kunjungan lapangan. Pendampingan dari pengelola kemahasiswaan tingkat fakultas juga dilibatkan agar pelaksanaan program berjalan sinergis.
“Setiap fakultas kami libatkan untuk mendampingi proses monev, agar pelaksanaan program di lapangan dapat berjalan optimal,” kata Fatih.
Ia juga menyampaikan pesan motivasi kepada mahasiswa UMS agar terus aktif mengikuti program strategis seperti PPK Ormawa. Menurutnya, tantangan yang dihadapi di luar kampus menjadi ajang pembelajaran nyata.
“Tantangan dari masyarakat desa, pemerintah, dan dunia nyata akan menumbuhkan nilai dan kemampuan mahasiswa. Di situlah mereka belajar menjadi problem solver, manajer, dan pemimpin,” tegasnya.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha