![KKN UMP](https://pwmjateng.com/wp-content/uploads/2025/02/Gambar-WhatsApp-2025-02-10-pukul-17.39.48_49779f1b-780x470.jpg)
PWMJATENG.COM, Banyumas – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menghadirkan inovasi unik berupa pie salak yang mendapat apresiasi dari Kepala Desa Pucungwetan, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo, Wagini. Ia menilai produk ini memiliki potensi besar untuk menjadi ikon desa.
“Inovasi ini sangat bermanfaat dan bisa menjadi referensi bagi warga kami yang mayoritasnya adalah petani salak. Pie salak ini juga bisa meningkatkan nama Pucungwetan sebagai sentra salak pondoh,” ujar Wagini, Senin (10/2/2025).
Wagini juga menekankan bahwa produk ini masih memerlukan pelatihan dan pendampingan agar masyarakat bisa mengembangkannya lebih lanjut. “Pie salak ini hal baru bagi warga. Kami berharap mahasiswa KKN UMP bisa terus berbagi ilmu, mulai dari produksi hingga pemasaran,” katanya.
Selain pie salak, mahasiswa KKN UMP juga memperkenalkan berbagai inovasi kreatif. Mereka mengolah buah salak yang tidak layak jual menjadi produk bernilai tinggi, serta memanfaatkan kulit salak dan limbah triplek menjadi suvenir kriya. Produk-produk ini diberi nama “Pudakkaliwa,” yang merupakan gabungan nama dusun-dusun di Pucungwetan, yakni Pucung, Pandak Kidul, Pandak Lor, Kalimangli, dan Wanasari.
Baca juga, LPMM PWM Jateng Gelar Pelatihan Masjid Unggulan se-Eks Karesidenan Pati, Begini Keseruannya!
Mahasiswa memilih salak dan triplek sebagai bahan utama karena keduanya merupakan potensi unggulan desa. Namun, limbah dari kedua sektor ini sering kali menjadi tantangan lingkungan. Oleh karena itu, mereka berupaya mengolahnya agar lebih bermanfaat.
Tak hanya menciptakan produk, mahasiswa KKN UMP juga menggelar sosialisasi dan pelatihan kepada warga. Mereka memperkenalkan teknik pembuatan produk ekonomi kreatif serta strategi pemasaran digital melalui media sosial dan platform e-commerce.
“Kegiatan ini sangat bagus. Mudah-mudahan produk ini bisa menembus pasar nasional, bahkan internasional,” tutur Wagini.
Dengan inovasi ini, mahasiswa KKN UMP berharap Desa Pucungwetan dapat lebih dikenal sebagai pusat produksi salak pondoh dan produk turunannya. Selain itu, mereka ingin memberdayakan masyarakat agar lebih kreatif dalam mengelola potensi lokal yang ada.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha