Kultum Sinema Ultah Kelima
Kultum Sinema Ultah Kelima
Oleh : Khafid Sirotudin (Ketua LP-UMKM PWM Jateng)
PWMJATENG.COM – Kultum Sinema adalah komunitas seni, utamanya sinematografi, yang bermarkas di lantai 2 Toko Rokhies Weleri milik suwargi H. Muslim. Mas Kaji Muslim atau Mas Muslim –panggilan akrab dari orang-orang dekatnya– adalah mantan Ketua PDM Kendal dan penggerak utama Zakat Amwal melalui Badan Pelaksana Urusan Zakat Muhammadiyah (Bapelurzam) sejak tahun 1979. Bapelurzam sekarang berubah wujud menjadi LAZISMU (Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Muhammadiyah). Khusus untuk penghimpunan Zakat “Amwal” (harta terpadu) melalui LAZISMU dari segenap warga persyarikatan dan umat Islam se-kabupaten Kendal, sependek pengetahuan kami menjadi yang “terbesar” se-Jateng (bisa jadi se Indonesia) hingga sekarang.
KH. Abdul Barie Shoim adalah konseptor, ideolog dan motivator Zakat Amwal sebagaimana tertulis dalam kitab (buku) karyanya “Zakat Kita : Zakat yang Direalisasikan”. Bagi Pak Shoim –panggilan akrab murid-muridnya– menunaikan zakat sebagai Rukun Islam kedudukan hukum nya sama dengan menjalankan perintah sholat fardhu bagi seorang Muslim. Zakat jelas berbeda dengan Infaq, Sedekah, Wakaf dan Hibah yang hukumnya bukan fardhu.
Kaji Muslim merupakan “kader inthilan” pak Shoim dan asabiqul awwalun gerakan zakat amwal Muhammadiyah Kendal yang diawali oleh 59 orang Muzakki pedagang Pasar Weleri. H. Muslim wafat pada hari Rabu, 24 Maret 2021 di RSI Muhammadiyah Kendal di Weleri. Salah satu AUM bidang kesehatan yang telah beliau inisiasi, rintis dan bangun-kembangkan. Tradisi ziarah ke makam Dua tokoh Muhammadiyah di desa Penaruban dan Penyangkringan Weleri adalah bukti pengakuan atas kiprah dakwah mereka.
Setiap tahun, bertepatan dengan Milad RSIM Kendal, segenap Pimpinan MPKU PDM Kendal dan jajaran Direksi berziarah ke makam pak Shoim. Sebuah budaya keagamaan yang diajarkan dan dipraktekkan H. Muslim tatkala masih hidup dan menjadi Ketua PDM Kendal. Ziarah kubur adalah ibadah sunah, untuk mengingatkan kematian yang pasti dialami setiap orang. Sekaligus menjadi bukti pengakuan dari para penerima manfaat dan kemakmuran dari monumen amal shalih berupa Rumah Sakit Islam Muhammadiyah Kendal.
DNA Seniman
Pepatah mengatakan “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”. Begitu juga darah seni yang telah mengalir dari mas kaji Muslim ke putra sulungnya, Sani Ar-Rahman. Selain sebagai dai atau mubaligh, H. Muslim juga dikenal sebagai seniman musik (gitar) dan penyanyi di kala mudanya. Maka tidaklah mengherankan jika dahulu Toko Rokhies menjadi “jujugan” masyarakat Weleri dan sekitarnya yang ingin membeli kaset lagu-lagu terbaru dari penyanyi single maupun group musik. Beruntung saya pribadi pernah menemani beberapa kali ketika beliau menghadiri dan menyanyi di komunitas pencinta lagu legendaris Koes Plus.
Bakat dan talenta seni Sani Al-Kindi –nama udara Sani Ar-Rahman– sudah terlihat sejak masih sekolah di TK ABA, SD Muhammadiyah dan Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Sani merampungkan pendidikan menengahnya di SMA Muhammadiyah 1 Weleri, setelah keluar dan tidak menyelesaikan belajarnya di Madrasah Muallimin Jogja. Beberapa judul lagu pernah diciptakannya dan menjadi salah satu sountrack film karya Kultum Sinema.
Baca juga, Download Keputusan Tanwir Muhammadiyah Tahun 2024 di Kupang
Ilmu seni (seni musik, seni lukis, seni drama, dll.) bisa dipelajari melalui kursus dan belajar di sekolah maupun perguruan tinggi. Tetapi jiwa, bakat dan talenta seni menjadi sesuatu yang memiliki keterkaitan dengan “sanad nasab” (keturunan), habit, circle, lingkungan dan berasal dari informasi genetik Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) dan Ribonukleat Acid (RNA). Seorang seniman handal biasanya terlahir dari keluarga yang memiliki jiwa seni yang cukup handal pula. Bukan berarti menafikan seseorang yang berasal dari keluarga “kurang seni” tidak dapat melahirkan seniman yang baik.
Kultum Sinema
Kultum Sinema berdiri pada tanggal 6 Desember 2019, tiga bulan sebelum pandemi Covid-19 melanda. Awalnya Sani menggarap konten dakwah Kultum (Kuliah Tujuh Menit) yang dibuat durasi pendek 50-60 detik dalam bentuk Konten Dakwah Digital (Audio-Video). Ide, gagasan, tema, narasi, editting dan back-sound boleh dikatakan murni berasal dari Sani, seorang diri. Momentum pandemi yang membatasi gerak dan mobilitas warga menjadi keberkahan tersendiri bagi Kultum Sinema.
Puluhan konten yang dihasilkan Kultum Sinema sangat elok dan layak untuk dilihat, disaksikan dan dishare ke berbagai platform sosmed sebagai amal shalih digital. Dengan mengakses mbah Google (googling) dan mengetik Kultum Sinema lalu enter, kita mendapatkan beragam jejak digital yang pernah dihasilkan. Semua karya Kultum Sinema dihasilkan dengan keterbatasan perlengkapan dan peralatan yang jauh dari standar produksi rumah film maupun produsen konten kreator.
Seiring pandemi melandai, Kultum Sinema mulai memproduksi film-film pendek. Diantaranya berjudul : Boleh Koma Jangan Titik (10 menit), Buya Hamka “The Doctor” (16 menit). Berikutnya film berdurasi lebih panjang berhasil dibuat, yaitu PKO 1920 (54 menit) dan Titir (61 menit). Sebagai penikmat film saya memberikan nilai 90 untuk semua karya Kultum Sinema Weleri.
Film Titir oleh Lembaga Seni Budaya dan Olah Raga (LSBO) PP Muhammadiyah pernah diusung dalam acara Nonton Bareng dan Diskusi Film di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah Menteng Jakarta, Jumat 7 Oktober 2022 lalu. Bahkan film Titir telah dijadikan penelitian oleh beberapa mahasiswa sebagai bahan skripsi dan tesis dalam menyelesaikan studi S1 dan S2. Jika tidak menarik secara akademik tentu tidak akan dijadikan obyek penelitian.
Baca juga, Ketua PWM Jateng Tafsir Apresiasi Penyelenggaraan Resepsi Milad ke-112 dan Tanwir Muhammadiyah 2024
Sebagaimana pernah disampaikan oleh beberapa kalangan, bahwa seniman dan budayawan termasuk “kelompok minoritas” di Muhammadiyah. Kelompok minoritas lainnya yaitu mubaligh dan ustadz humoris (Mu garis lucu), perokok dan vaper, poligami serta politisi. Kelompok yang terakhir ini sebenarnya cukup banyak, tetapi –pinjam istilah Dr. Tafsir, Ketua PWM Jateng– kebanyakan hanya politisi kelas Whatapps Group. Sangat aktif dan cenderung reaktif dalam memberikan komen-komen politik di WA Group, tetapi kurang proaktif, lebih banyak pasif dan tidak berani berjibaku mengikuti kontestasi menjadi calon Kepala Desa, calon Legislatif dan Eksekutif (Kepala Daerah).
Betapapun keberadaan Kultum Sinema yang berusia 5 tahun (6/12/2024), telah memberikan pelajaran penting bagi segenap kader, aktivis, warga dan pimpinan Muhammadiyah di semua level. Bahwa beragam Amal Usaha Muhammadiyah justru acapkali dihasilkan oleh “kelompok kecil” di persyarikatan. Tidak ada satupun personil Kultum Sinema yang berlatar belakang pendidikan sinematografi, sarjana seni teater, seni musik, seni tari maupun ilmu seni lainnya.
Sejarah panjang seabad lebih usia Muhammadiyah telah mengajarkan bahwa PKO lahir dari usulan Kyai Sujak yang bukan seorang dokter. Tigabelas orang PRM mampu membangun sebuah TK ABA, mushola/masjid dan PAYM meski tidak satupun diantara mereka yang berlatar pendidikan guru, sosiatri atau pesantren. 13 orang PCM dapat membuat SD/SMP/SMA, Ponpes bahkan Poliklinik Pratama serta RSMA walau tidak ada satupun dari mereka berprofesi sebagai dokter, apoteker maupun paramedis (perawat, bidan, ahli fisioterapi, dll).
Fakta di lapangan membuktikan, belum tentu 13 orang dokter dan paramedis berserikat dapat membangun sebuah rumah sakit, sebaik tata kelola RS PKU Muhammadiyah dan Aisyiyah. Apabila ada 13 orang Sarjana Pendidikan berkumpul, tidaklah mudah bagi mereka mewujudkan Satu sekolah unggulan sekelas Madrasah Muallimin-Muallimat yang telah berusia seabad lebih. Puluhan ribu Amal Usaha Muhammadiyah (bukan BUMM) telah berdiri dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri. Keberadaan dan kehadiran berbagai AUM telah memberikan impact positif berupa tatanan sosial dan budaya, peradaban, ekonomi dan keutuhan NKRI yang sangat luar biasa dirasakan manfaatnya oleh segenap anak bangsa.
Selamat Milad ke-112 Muhammadiyah : “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua”. Selamat Ulang Tahun ke-5 Kultum Sinema Weleri, yang telah menghasilkan beragam jejak digital amal saleh berupa video pendek dan film. Kultum Sinema menjadi bagian Gerakan Muhammadiyah yang menggembirakan, mencerahkan dan memakmurkan masyarakat. Teriring doa dan harapan, semoga di waktu mendatang Kultum Sinema mampu memproduksi berbagai konten yang semakin baik.
Sugeng Ambal Warsa, Happy Birthday, Met Milad, Selamat Harlah. Barakallahu fi umrik. Amin. Wallahu’alam.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha