
PWMJATENG.COM, Surakarta – Program Studi S1 Gizi Universitas Muhammadiyah Program Khusus (UMPKU) Surakarta menggelar Kuliah Pakar bertema “Mengukir Peluang Wirausaha Bersertifikat Halal di Era Digital untuk Keberlanjutan Pangan Nasional”, Sabtu, 12 Juli 2025. Kegiatan ini diadakan di Auditorium Kampus UMPKU dan diikuti oleh 110 mahasiswa.
Kuliah Pakar ini merupakan hasil kolaborasi Prodi S1 Gizi dan Unit Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), dengan menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Alfian Nidlor dari Kementerian Agama Surakarta serta Sarwanti, ahli gizi dari Puskesmas Sibela Surakarta yang juga dikenal sebagai Owner Afif Catering dan Koordinator Baby Café.
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UMPKU Surakarta, Yuli Widyastuti, secara resmi membuka acara. Dalam sambutannya, ia menegaskan kesiapan kampus untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah, khususnya dalam isu gizi, nutrisi, dan keamanan makanan di tengah masyarakat.
Baca juga, Menjadi Pribadi Mulia: Jalan Menuju Jamal, Kamal, dan Jalal dalam Perspektif Islam
“Apalagi saat ini banyak kasus makanan yang viral di media sosial karena belum jelas kehalalannya. Kita ingin mahasiswa peka terhadap isu tersebut,” tegas Yuli.
Ia juga menekankan pentingnya pengetahuan mahasiswa tentang kehalalan produk, terlebih jika mereka tertarik terjun ke dunia kuliner. “Mahasiswa perlu memahami kandungan produk makanan dan pentingnya sertifikasi halal. Ini akan menambah kepercayaan konsumen ketika mereka nanti berwirausaha,” ujarnya.

Ketua Program Studi S1 Gizi, Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang untuk memberikan wawasan praktis tentang dunia usaha berbasis pangan yang sesuai syariat Islam. “Kami hadirkan dua narasumber agar mahasiswa bisa mendapatkan ilmu langsung dari pelaku usaha dan otoritas sertifikasi halal,” ungkapnya.
Menurut Dewi, kehadiran Alfian Nidlor sangat penting untuk menjelaskan aspek regulasi dan proses sertifikasi halal secara resmi. Sementara itu, Sarwanti dinilai mampu memberi inspirasi tentang bagaimana mengelola usaha makanan dengan memperhatikan aspek gizi sekaligus kehalalan.
Ia berharap, setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa memiliki bekal yang lebih matang untuk bersaing di dunia kerja maupun merintis usaha mandiri. “Wawasan tentang wirausaha halal ini penting agar mereka bisa menumbuhkan jiwa entrepreneur yang religius, cerdas, dan berdaya saing di era digital,” katanya.
Kontributor : Teguh
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha