Ketika Iman Naik Turun: Berikut Tips agar Tidak Lelah Beragama

PWMJATENG.COM – Dalam perjalanan hidup, tidak sedikit dari kita yang merasakan naik turunnya semangat dalam beragama. Ada masa-masa ketika ibadah terasa ringan dan hati begitu dekat dengan Allah, namun ada pula waktu ketika semuanya terasa berat dan jauh dari ketenangan. Fenomena ini sebenarnya sangat manusiawi. Bahkan, para sahabat Nabi pun pernah mengalaminya.
Iman dalam Islam memang bukan sesuatu yang statis. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الْإِيمَانَ لَيَخْلَقُ فِي جَوْفِ أَحَدِكُمْ كَمَا يَخْلَقُ الثَّوْبُ، فَاسْأَلُوا اللَّهَ أَنْ يُجَدِّدَ الْإِيمَانَ فِي قُلُوبِكُمْ
“Sesungguhnya iman itu bisa usang di dalam diri salah seorang dari kalian sebagaimana usangnya pakaian, maka mintalah kepada Allah agar memperbarui iman dalam hati kalian.” (HR. Al-Hakim)
Maka dari itu, menjaga semangat beragama bukan hanya tentang konsistensi dalam aktivitas lahiriah, tetapi juga pembaruan terus-menerus dalam keimanan hati. Berikut beberapa tips islami agar tidak lelah dalam menjalani kehidupan beragama:
1. Kenali dan Pahami Kondisi Iman
Langkah pertama adalah menyadari bahwa iman memang bisa naik dan turun. Iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Dengan memahami hal ini, seorang Muslim dapat lebih bijak menilai dirinya dan tidak tergesa-gesa merasa gagal dalam beragama.
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ
“Dan orang-orang yang telah mendapat petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka ketakwaannya.” (QS. Muhammad: 17)
Baca juga, Abduh Hisyam: Judi Online Tak Hanya Merusak Individu Namun Juga Tatanan Masyarakat
2. Perbanyak Dzikir dan Doa
Salah satu cara menjaga nyala iman adalah dengan memperbanyak dzikir dan doa. Hati yang banyak berdzikir akan lebih mudah tersambung dengan Allah, meskipun kondisi jiwa sedang lemah. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa yang sangat penting:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi)
3. Berteman dengan Orang Saleh
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kualitas iman. Bergaul dengan orang-orang saleh dapat menjadi penyegar spiritual ketika iman mulai melemah. Mereka bisa menjadi pengingat dan pemberi semangat dalam beramal saleh.
4. Jangan Tinggalkan Ibadah Meski Berat
Saat hati sedang futur (malas beribadah), usahakan tetap menjalankan ibadah pokok, seperti salat lima waktu. Walaupun terasa berat, jangan biarkan syaitan menjerumuskan kita pada kelalaian yang lebih dalam.
Ibnu Qayyim berkata, “Jangan engkau tinggalkan ibadah hanya karena hatimu sedang tidak khusyuk. Sebab, meninggalkan ibadah lebih berbahaya dari kurangnya kekhusyukan itu sendiri.”
5. Luangkan Waktu untuk Tadabbur Al-Qur’an
Membaca dan merenungi Al-Qur’an dapat menjadi nutrisi bagi jiwa. Al-Qur’an bukan hanya bacaan ritual, melainkan petunjuk hidup yang menyentuh hati. Allah berfirman:
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
6. Ingat Tujuan Akhir: Surga
Menghadirkan kesadaran tentang akhirat dan surga dapat menguatkan kembali semangat ibadah. Setiap amal, betapapun kecilnya, tidak akan sia-sia di sisi Allah.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya).” (QS. Az-Zalzalah: 7)
Dalam menghadapi pasang surut iman, penting untuk tetap bersabar dan terus berusaha. Jangan jadikan futur sebagai alasan berhenti, tetapi jadikan ia sebagai tanda bahwa jiwa kita butuh disegarkan. Beragama memang butuh perjuangan, namun di baliknya ada janji Allah yang pasti: surga-Nya yang kekal.
Semoga Allah selalu menetapkan kita dalam iman hingga akhir hayat.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha