Kemah Santri Muhammadiyah Nasional: Kisah Perjalanan Panjang Peserta dari Seluruh Indonesia!
PWMJATENG.COM, Karanganyar – Kemah Santri Muhammadiyah Nasional 1 yang digelar di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, sukses menarik perhatian. Sebanyak 1.250 peserta dari berbagai penjuru Indonesia berpartisipasi dalam acara ini, menjadikannya momen bersejarah bagi santri Muhammadiyah. Para peserta datang dari berbagai daerah dengan membawa semangat kebersamaan dan ukhuwah yang kuat.
Banyak peserta harus menempuh perjalanan panjang dan penuh tantangan. Seperti yang dialami Halim, seorang santri dari Sumatra Utara. “Kami harus melakukan perjalanan darat selama kurang lebih 4 hari bersama 21 teman dari kontingen yang sama. Meskipun melelahkan, saya sangat senang bisa sampai di tempat perkemahan dan memiliki teman baru dari berbagai daerah,” kata Halim penuh antusias.
Cerita serupa juga datang dari Ramdhani, Mudir Pondok Pesantren Modern Kwala Madu di Langkat. Ia dan kontingennya menjalani perjalanan darat selama 4 hari menggunakan bis carteran. Ramdhani berharap, “Ke depan, persiapan untuk Kemah Santri Muhammadiyah Nasional (KSM) bisa lebih matang. Meskipun kegiatan perdana ini sudah cukup bagus, masih ada ruang untuk perbaikan.”
Baca juga, Santri dalam Sejarah Peradaban Islam
Kontingen dari Sulawesi Selatan juga tak mau ketinggalan. Fadri, salah satu santri, mengungkapkan bahwa mereka terdiri dari 150 peserta yang melakukan perjalanan selama tiga hari melalui darat dan laut. “Kami sangat antusias mengikuti berbagai kegiatan di sini. Banyak ilmu yang bisa kami ambil dari Kemah Santri Muhammadiyah Nasional ini,” ungkapnya.
Kemah Santri Muhammadiyah Nasional 1 berlangsung selama tiga hari, dimulai pada Minggu, 20 Oktober, dan ditutup pada Selasa, 22 Oktober. Kegiatan ini menjadi ajang penting bagi santri Muhammadiyah untuk bertemu, berbagi pengetahuan, serta memperdalam nilai-nilai Islam dan pengalaman dari berbagai daerah.
Para peserta tidak hanya berkompetisi dalam berbagai lomba, tetapi juga mempererat tali persaudaraan melalui diskusi dan interaksi yang mengedukasi. Acara ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengembangan karakter dan wawasan santri, serta menjadi agenda rutin yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Editor : M Taufiq Ulinuha