Kasmani, Mantan Ketua PD IPM Kendal, dari Usaha Endog Asin sampai Bebek Obong
PWMJATENG.COM, KENDAL – Endog (telur) asin adalah jenis makanan berbahan dasar telur. Proses pembuatannya dari telur yang diawetkan dengan cara diasinkan menggunakan garam berlebih untuk menonaktifkan enzim perombak. Jenis telur yang diasinkan kebanyakan telur itik, bebek meski tidak menutup kemungkinan untuk telur-telur yang lain. Telur asin baik dikonsumsi dalam waktu satu bulan (30 hari).
Tetapi telur asin ditangan Kasmani (30) tidak sekedar asin. Beliau yang pernah menjabat Ketua Umum Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Kendal periode 2013-2015 itu telah mengolah telur bebek menjadi berbagai rasa dengan tidak meninggalkan rasa dasarnya, asin, yaitu telur asin madu dan telur asin asap madu.
Usaha di bidang pengolahan telur bebek yang ditekuni oleh Kasmani tidak lepas dari dukungan keluarga yang kesehariannya sebagai peternak bebek, dan kebetulan ayahnya pangon bebek.
“Jadi bapak (almarhum) saya sebagai pangon bebek dan kami mengetahui lika-liku seorang pangon’ kata Kasmani ketika ditemui Senin (22/6).
Berangkat dari kondisi keluarga peternak bebek itu usaha di bidang mengolah telur bebek dikembangkan oleh Kasmani melalui pelatihan yang pernah diikuti. “Di tahun 2010 saya ikuti pelatihan UMKM Propinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh PDPM Kendal. Saat itu pelatihan tidak sesuai yang saya harapkan, yaitu pengolahan jambu getah merah, yang di kampung saya tidak ada sama sekali” ungkapnya.
Kesempatan pelatihan tersebut dimanfaatkan untuk konsultasi dengan nara sumber, bagaimana budidaya telur bebek yang baik. Gayung pun bersambut, alumni S1 STKIP Muhammadiyah Kuningan jurusan Pendidikan Olahraga itu mulai belajar membuat telur asin.
“Pertama saya mencoba membuat 1000 butir telur asin, tetapi gagal total” kenang istri Candra Febrianingrum sambil tersenyum.
“Kedua saya coba lagi dengan 500 butir, gagal lagi. Saya coba lagi 250 butir gagal juga.”
“Karena keterbatasan dana saya masih mencoba lagi 100 butir, dan alhamdulillah berhasil sesuai dengan cita rasa telur asin yang kami harapkan” ungkapnya lagi.
Kegagalan dalam pembuatan telur asin sampai tiga kali dengan menghabiskan 1750 butir menurut bapak dari satu anak tersebut karena tidak maksimalnya fasilitas, tempat, dam bumbu yang tidak sesuai.
“Dari semua telur asin yang gagal itu kami manfaatkan untuk diberikan kepada para tetangga sebelah” ujarnya.
Melalui brand Oemah Endog, terhitung 2012 kini Kasmani telah menuai keuntungan dari usaha endog asin.
“Sekarang kami memproduksi tiga hari sekali. Sekali produksi 750 butir telur asin dengan dua varian. Untuk pemesanan partai besar dalam rangka hajatan atau acara yang lain bisa menghubungi 08995912555 dengan alamat desa Pojoksari Rt 003/RW 005, Rowosari” jelasnya sambil promosi.
Untuk mengembangkan usahanya sekarang beliau juga merambah ke menu baru, yaitu bebek obong. “Dalam proses menu bebek obong melalui peking, dipanggang selama tiga jam” katanya.
Dalam proses pemanggangan tersebut menurutnya sebagai upaya mengeluarkan minyak dari bebek ketika diobong.
“Keistimewaan menu bebek obong, dagingnya tidak alot, tidak amis, tidak anyir dan bebas lemak” jelas Kasmani.
Dari usaha usaha telur asin dan bebek obong beliau mempekerjakan sebanyak 4 orang. “Karena ini usaha keluarga, maka para pekerjanya juga anggota keluarga, termasuk istri saya yang ngurusi administrasi keuangan.”
Kasmani sebagai anggota Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) PDM Kendal memahami bahwa usaha yang dilakukan bisa diadopsi oleh warga Muhammadiyah dalam rangka kemandirian ekonomi.
Beliau mengingatkan para pengusaha Muhammadiyah mestinya sebagian keuntungannya harus disalurkan melalui lembaga Muhammadiyah. “Alhamdulillah, sebagian rizki kami bantukan ke MPS PCM Rowosari dalam rangka untuk memperlancar kegiatan-kegiatan Muhammadiyah” pungkasnya. (fur)