Jadikan Keluarga Nabi Ibrahim Sebagai Tauladan
PWMJATENG.COM, Magelang – Momentum Hari Idul Adha perlu dijadikan sarana introspeksi diri oleh setiap manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Pesan dari Idul Adha terkait pelajaran dalam hal pengorbanan dan keikhlasan terhadap apapun yang dimiliki perlu diimplementasikan sesuai dengan posisi dan peran yang dimiliki oleh saat ini oleh setiap manusia. Kisah Nabi Ibrahim ketika mendapat perintah melalui mimpi yang berturut-turut untuk mengorbankan putranya Nabi Ismail untuk disembelih menjadi latar belakang adanya perayaan Idul Adha yang didalamnya terdapat perintah menyembelih hewan kurban pada tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah setiap tahunnya perlu senantiasa diambil pelajaran dan hikmahnya. Demikian pesan Idul Adha 1438 H yang disampaikan oleh Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Magelang Jumari pada Sabtu 02/09/2017.
Salah satu pelajaran yang bisa ditauladani dari kisah tersebut adalah kehidupan keluarga Nabi Ibrahim. Ibrahim adalah sosok ayah yang merupakan pribadi yang memiliki ketaqwaan dan ketaatan kepada Allah, hal ini dibuktikan pada saat menerima perintah melalui mimpi secara berturut-turut untuk mengorbankan putra satu-satunya yakni Ismail, Ibrahim langsung melaksanakan perintah tersebut dengan penuh keihklasan dan ketulusan. Kemudian sosok Ismail adalah seorang anak yang sholeh dan bertaqwa kepada Allah serta berbakti kepada orang tuanya, dengan penuh keikhlasan dan ketulusan pula seorang Ismail menerima perintah tersebut.
Dalam kehidupan keluarga, setiap anggota keluarga juga perlu menjalani peran dan posisinya masing-masing sebaik mungkin. Setiap Orang tua baik ayah maupun ibu perlu terus menerus belajar menjadi sosok pemimpin dan pembina keluarga yang baik yang tujuan akhirnya adalah untuk ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah. Begitu pula seorang anak harus pula menjadi sosok yang hormat dan berbakti kepada kedua orang tua.
“Ketika setiap anggota keluarga mampu menjalankan peran dan fungsinya masing-masing dengan baik maka akan tumbuh dan muncul keluarga yang memiliki pondasi karakter yang kuat dan kokoh. Adanya keluarga yang kuat akhirnya akan mewujudkan pondasi karakter masyarakat dan bangsa yang kuat pula” katanya. (MPI PDM kabupaten Magelang)