Inspiratif! Pemuda Muhammadiyah Solo Kupas Tuntas Masa Depan Ekonomi Kreatif Surakarta
PWMJATENG.COM, Surakarta – Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Solo menggelar seminar bertema “Masa Depan Ekonomi Kreatif Kota Surakarta” pada Kamis (6/6) di Balai Muhammadiyah Kota Solo. Seminar ini menghadirkan narasumber ternama seperti Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Solo, Ibrahim Fatwa Wijaya, Komisaris Geprek Group, Kusnadi Ikhwani, dan Ketua HIPMI Solo, Respati Ardi.
Ketua Pemuda Muhammadiyah Solo, Andi Tri Prasetyo, dalam sambutannya menekankan pentingnya diskusi tentang ekonomi dalam membangun peradaban. “Berbicara tentang sektor ekonomi tidak lepas dari peradaban umat manusia. Ekonomi membahas bagaimana manusia bertahan hidup,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa Muhammadiyah sangat memahami hubungan erat antara dakwah dan ekonomi, menekankan pentingnya amal usaha untuk mendukung pergerakan dan dakwah.
Sebagai pembicara pertama, Ibrahim Fatwa Wijaya mengupas pentingnya prinsip ekonomi syariah dalam pembangunan ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Ia menjelaskan bahwa ekonomi kreatif memiliki potensi besar, namun banyak pelaku industri kreatif masih kesulitan mengakses permodalan. “Banyak pelaku industri kreatif kesulitan mendapatkan permodalan dari perbankan karena kendala jaminan dan bunga yang tinggi,” jelasnya. Ibrahim menyarankan peran trust amanah sebagai solusi untuk meminimalisir jaminan dan menurunkan suku bunga, serta meningkatkan akses pembiayaan.
Komisaris Geprek Group, Kusnadi Ikhwani, mengajak peserta seminar untuk menjadi pengusaha sukses dengan iman yang kuat dan memulai dari masjid. Ia mencontohkan Masjid Al Falah yang dikelolanya mampu menghasilkan infak hingga 753 juta dan mempekerjakan 30 orang full timer. “Masjid yang dikelola dengan profesional dapat memberikan keberkahan dan kemakmuran bagi jamaahnya,” ungkap Kusnadi.
Baca juga, Iduladha Berbeda Lagi! Ini Penjelasan Muhammadiyah Terkait Perbedaan dengan Arab Saudi
Selain itu, Kusnadi menambahkan bahwa pengelolaan masjid secara profesional dapat memakmurkan jamaah dengan membangun organisasi yang kompeten. “Takmir masjid harus memiliki kemampuan manajerial, khotib yang mampu berbicara dengan baik, dan muadzin dengan suara yang bagus. Membangun organisasi dan visi secara bertahap akan memakmurkan masjid dan jamaahnya,” tambahnya.
Ketua HIPMI Solo, Respati Ardi, berbagi pandangan tentang bagaimana ekonomi kreatif dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Ia mencontohkan warung Madura yang memiliki ciri khas display keren dan pelayanan 24 jam sebagai contoh riil ekonomi kreatif di Solo. “Pembangunan infrastruktur di Surakarta sudah mencukupi. Ke depan, anggaran infrastruktur sebaiknya dialihkan untuk pembangunan sumber daya manusia dan tenaga pendidik agar lebih kompetitif dan kreatif,” jelasnya.
Rektor Universitas Surakarta (Unsa), Astrid Widayani, yang hadir dalam seminar tersebut mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh Pemuda Muhammadiyah Solo. Menurutnya, tema pembahasan sangat menarik dan inovatif. “Ekonomi kreatif selama ini sering dilihat dari satu sisi saja, yaitu produk. Padahal di Solo ini banyak sekali jasa, UMKM, dan industri yang masuk dalam kategori ekonomi kreatif. Perlu digalakkan secara optimal,” ungkapnya.
Melalui seminar ini, diharapkan potensi ekonomi kreatif di Kota Surakarta dapat lebih optimal dan dilihat dari perspektif yang lebih luas, mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi lokal.
Kontributor : Aryanto
Editor : M Taufiq Ulinuha