PWMJATENG.COM, Banjarnegara – SD Muhammadiyah 1 dan 4 Banjarnegara melakukan terobosan baru dengan meluncurkan modul desain program unggulan Tahfiz, Rabu (7/8/24). Langkah ini diambil untuk menjawab kegelisahan para Asatiz (pengampu Tahfiz) yang menemukan banyak siswa yang belum mampu menghafal Al-Qur’an karena belum bisa membaca tulisan Arab, meskipun pelajaran hafalan dimulai sejak kelas 1.
Menuju tahun ke-6 rintisan Program Unggulan Tahfiz, SD Muhammadiyah 1 dan 4 Banjarnegara menghadirkan modul pembelajaran khusus. Modul ini dirancang sebagai jembatan bagi siswa yang belum bisa membaca tulisan Arab, namun tetap bisa mengikuti program hafalan yang terjadwal di mata pelajaran kelas 1-6. Modul ini merupakan bagian dari upaya sekolah untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam pengembangan sekolah, sesuai dengan visi gerakan sekolah Muhammadiyah pada kurikulum nasional, yakni mencetak Profil Pelajar Berkemajuan.
Baca juga, Pro, Kontra, Dialog, dan Kompromi Ala Muhammadiyah
Dalam pengembangan modul ini, Asatiz menyoroti masalah transliterasi yang digunakan dalam berbagai modul Juz ‘Amma atau Al-Qur’an yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama. Menurut mereka, transliterasi tersebut kurang mendukung tradisi lisan dan vokal pengucapan anak usia sekolah dasar, bahkan berpotensi menimbulkan kesalahan dalam pengucapan. Oleh karena itu, modul ini disusun dengan tujuan mendukung tradisi lisan dan vokal pengucapan yang sesuai, sehingga siswa SD Muhammadiyah 1 dan 4 Banjarnegara dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil dan tajwid yang benar.
“Harapan kami, modul ini dapat digunakan sebagai unsur pendukung tanpa mengesampingkan keistimewaan kitab aslinya,” ungkap Sofia, editor buku modul tersebut.
Sofia juga berharap bahwa saran dan masukan yang diberikan untuk pengembangan desain program ini dapat terus diperhatikan dan disempurnakan. Dengan adanya modul ini, diharapkan siswa SD Muhammadiyah 1 dan 4 Banjarnegara dapat lebih mudah dalam mempelajari dan menghafal Al-Qur’an, serta mampu mengucapkannya dengan benar sesuai dengan kaidah tajwid.
Kontributor : Dimas Raditya
Editor : M Taufiq Ulinuha