Inilah Cara SEKAM di Lampung Membentuk Kader Pemberdayaan yang Berkompeten dan Berkemajuan!
PWMJATENG.COM, Lampung – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung sukses menggelar Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (SEKAM) Angkatan Pertama di wilayah Lampung. Acara yang dilaksanakan pada 6–8 Desember 2024 di Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah ini mengusung tema “Membentuk Kader Penggerak untuk Ekosistem Pemberdayaan Masyarakat yang Berkemajuan.”
Ketua MPM PWM Lampung, Eddy Waluyo, dalam sambutannya menjelaskan bahwa SEKAM di wilayah Lampung dirancang berbeda dibandingkan dengan SEKAM di daerah lain. Program ini bertujuan untuk mengangkat para pejuang di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan agar memiliki nilai yang setara dengan profesi bergengsi, seperti direktur. “Banyak orang kaya dari kota yang datang ke desa ingin menjadi petani, hanya untuk berfoto-foto. Hari ini, para petani ini akan mengenakan kemeja dan dasi untuk belajar teori, kemudian besok langsung terjun ke lapangan merasakan kehidupan masyarakat di Kalirejo,” ujarnya.
Eddy menambahkan bahwa para peserta SEKAM tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga diterjunkan langsung ke lapangan untuk merasakan aktivitas masyarakat setempat yang menjalankan usaha di sektor peternakan, perikanan, pertanian, dan perdagangan. “Kami ingin agar peserta SEKAM dapat merasakan bagaimana mencari nafkah dari hal-hal kecil, yang jika dikelola dengan baik, bisa berkembang menjadi usaha besar,” tegasnya.
Baca juga, Sebulan Lepas Musyda, Menanti Gebrakan IMM Jateng
Selain itu, program SEKAM ini turut melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk Organisasi Otonom Muhammadiyah (ORTOM), Perguruan Tinggi Muhammadiyah, dan masyarakat di luar Muhammadiyah. “Gerakan pemberdayaan dalam Muhammadiyah bukan hanya tentang dakwah, tetapi juga mencakup bidang ekonomi dan kerakyatan. Kami di Muhammadiyah hidup dengan sederhana, tetapi pemikiran kami harus kaya raya,” ungkapnya.
Eddy mencontohkan bahwa meski hidup di desa dengan pakaian sederhana, mereka mampu membangun pabrik singkong, peternakan besar, dan mengelola sawah padi organik. “Kita tidak hidup dengan standar yang biasa-biasa saja. Pikiran kita harus selalu bergerak untuk mencapai puncaknya,” tambahnya.
Tujuan utama dari SEKAM adalah untuk menghasilkan fasilitator pemberdayaan masyarakat yang dapat membantu masyarakat miskin melalui pengorganisasian yang efektif. Para peserta dilatih untuk memahami dasar-dasar pengorganisasian serta keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam melakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat.
Kontributor : Tri Priyo Saputro
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha