
PWMJATENG.COM, Surakarta – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Averroes Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menorehkan prestasi nasional. Melalui program inovatif bertajuk Smartani Jati: Inovasi Sekolah Perempuan melalui Farm-Pod Berbasis IoT Menuju Desa Jati yang Mandiri Pangan, IMM Averroes FT berhasil lolos pendanaan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2025 dari Direktorat Belmawa, Kemendiktisaintek.
Ketua Umum IMM Averroes FT UMS, M.A. Arrantisi Zain, menjelaskan bahwa keberhasilan ini tak lepas dari tekad organisasi untuk mandiri dan berdampak. “Tahun ini kami memutuskan untuk berdiri sendiri. Ini adalah bentuk kemandirian dan bukti kapasitas IMM Averroes dalam menjawab persoalan sosial,” ungkap mahasiswa Teknik Sipil angkatan 2022 itu, Kamis (24/7).
Ketua Tim PPK Ormawa IMM Averroes, Muhammad Nauval Insani, memaparkan bahwa perjalanan hingga lolos pendanaan tidaklah mudah. Tim melakukan observasi ke desa sasaran, berdiskusi dengan perangkat desa dan Kelompok Wanita Tani (KWT), serta menyesuaikan proposal dalam waktu singkat.
“Awalnya kami mengangkat isu pengelolaan sampah digital. Namun setelah sosialisasi dari Belmawa, tema itu tidak lagi tersedia. Kami pun melakukan observasi ulang dan mengganti fokus program,” tutur Nauval, mahasiswa Teknik Sipil angkatan 2023.
Program kemudian diarahkan pada pemberdayaan perempuan melalui pertanian berbasis teknologi Internet of Things (IoT). Sasaran utama adalah kelompok wanita tani di Desa Jati, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Tujuannya jelas: menciptakan kemandirian pangan rumah tangga dan peningkatan kapasitas perempuan desa.
Pilihan lokasi program bukan tanpa alasan. IMM Averroes menerima arahan dari perangkat Desa Trangsan, yang kemudian mengarahkan tim ke Desa Jati. Di sana, mereka menemukan KWT yang memiliki lahan namun belum optimal dalam pengelolaan. “Melalui teknologi IoT, ibu-ibu KWT dapat bertani tanpa harus meninggalkan pekerjaan rumah tangga mereka,” ujar Nauval.
Baca juga, Hukum Mengikuti Kegiatan Keagamaan bersama Pacar: Ibadah atau Maksiat Terselubung?
Selama lima bulan pelaksanaan, tim IMM Averroes menargetkan sejumlah capaian. Di antaranya adalah peningkatan soft skill dan hard skill anggota ormawa, penyusunan kurikulum nonformal berbasis kebutuhan lokal, serta pendirian minimal satu rombongan belajar Sekolah Perempuan. Target lainnya mencakup peningkatan keterampilan peserta, pembentukan lembaga alumni Sekolah Perempuan, pendirian rumah kebun desa, dan penciptaan 15 rumah mandiri pangan.
Walaupun pengumuman resmi dari Kemendiktisaintek belum dirilis, program ini sudah berjalan sejak awal Juli 2025. Tim telah aktif berkomunikasi dengan pemerintah desa dan masyarakat serta mulai menyusun modul-modul pembelajaran Sekolah Perempuan.

Arrantisi menekankan pentingnya kesinambungan program. “Kami ingin program ini tidak berhenti di tengah jalan. Harapannya, bisa menjadi pintu masuk kerja sama jangka panjang dengan pemerintah desa,” jelasnya.
Senada, Nauval menyampaikan bahwa keberlanjutan program menjadi perhatian utama tim. “Kami ingin masyarakat bisa melanjutkannya secara mandiri. Jika diperlukan, kami siap mendampingi untuk kolaborasi lanjutan,” tambahnya.
Apresiasi juga datang dari dosen pendamping, Muhammad Al Fatih Hendrawan, yang merupakan Kepala Subbag Penalaran, Kreativitas, dan Softskill Biro Kemahasiswaan UMS. Ia menilai program ini perlu dijalankan dengan maksimal agar hasilnya tidak sekadar memenuhi target, tapi melampauinya.
“IMM Averroes harus menunjukkan bahwa mereka bukan hanya berhasil melaksanakan program, tetapi juga pantas diapresiasi dalam ajang Abdidaya Ormawa 2025,” tegasnya.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha