
PWMJATENG.COM, Surakarta – Peringatan milad ke-4 Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Akhlaqul Karimah (MIM AKA) Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, berlangsung semarak dan sarat makna pada Sabtu (25/5). Rangkaian kegiatan yang digelar bukan hanya menjadi hiburan semata, melainkan juga media edukatif dan promotif bagi anak-anak dan masyarakat.
Beragam acara meriah disuguhkan, mulai dari Launching Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, senam bersama, gerakan minum jamu, lomba antar-TK, hingga pemeriksaan kesehatan gratis. Tak hanya itu, kehadiran Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Harun Joko Prayitno, semakin menambah semangat dan nilai dari kegiatan tersebut.
Kepala MIM AKA Mojogedang, Muhammad Arif, menjelaskan bahwa peringatan milad tahun ini menjadi momentum penting untuk memperkuat karakter anak. Ia menekankan bahwa anak-anak Indonesia perlu dibekali kebiasaan baik sejak dini agar tumbuh menjadi generasi yang sehat, berdaya, dan berakhlak.
“Kami ingin menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, cinta kebersihan, dan semangat menjaga kesehatan. Semua itu bagian dari misi menjadikan mereka sebagai Anak Indonesia Hebat,” terang Arif di sela-sela kegiatan.
Menurutnya, pendidikan karakter dan kesehatan harus menjadi prioritas sejak usia dini. Oleh karena itu, kegiatan seperti senam dan minum jamu bersama siswa merupakan langkah konkret dalam menanamkan kebiasaan hidup sehat yang berakar pada budaya lokal.
Dalam sambutannya, Harun Joko Prayitno menegaskan bahwa pendidikan dasar adalah pondasi utama dalam mencetak generasi unggul. Ia menyatakan, “Apa yang ditanam di madrasah ini akan tumbuh menjadi karakter kuat di masa depan. UMS sangat mendukung penguatan nilai dan kesehatan di tingkat dasar.”
Baca juga, Praktik Penggunaan Visa Non-Haji, Murur, dan Tanazul dalam Pandangan Tarjih Muhammadiyah
Harun juga mengapresiasi gerakan minum jamu sebagai upaya melestarikan budaya sehat Nusantara. Ia menilai bahwa pendekatan pendidikan MIM AKA Mojogedang selaras dengan prinsip pendidikan Muhammadiyah yang menyeluruh: mencerdaskan akal, memperkuat fisik, serta membentuk spiritualitas.
“MIM AKA bukan hanya membangun sekolah, tetapi membangun ekosistem pendidikan berbasis nilai. Ini adalah bentuk praksis pendidikan Islam yang membumi,” ujar Harun.

Keseruan acara makin terasa saat ratusan anak TK dari sekitar Mojogedang mengikuti perlombaan edukatif. Mereka tampak antusias dan riang berinteraksi dengan siswa MIM AKA. Kegiatan ini sekaligus menjadi ruang silaturahmi antar-lembaga pendidikan usia dini.
Selain itu, madrasah juga menggelar pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat sekitar. Dengan menggandeng tenaga medis setempat, MIM AKA ingin menunjukkan kepeduliannya pada kesehatan warga.
“Madrasah harus hadir bukan hanya untuk murid, tapi juga untuk masyarakat sekitarnya,” kata Arif menegaskan.
Perjalanan MIM AKA Mojogedang yang baru menginjak usia empat tahun ternyata telah menunjukkan capaian signifikan. Sekolah ini berhasil membuktikan eksistensinya dalam membangun pendidikan berbasis nilai, budaya, dan kesehatan.
Menurut Harun, apa yang dilakukan oleh MIM AKA Mojogedang adalah cermin nyata dari semangat pendidikan Muhammadiyah yang berkemajuan. “Mereka bergerak dengan semangat, mendidik dengan hati, dan menjangkau masyarakat,” pungkasnya.
Kontributor : Al
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha