Haq: Kebenaran yang Tak Tergoyahkan
Haq: Kebenaran yang Tak Tergoyahkan
Oleh: Alvin Qodri Lazuardy, M.Pd. (Ka. SMP AT-TIN UMP, Kabupaten Tegal)
PWMJATENG.COM – Kata “al-Haq” (الحق) dalam bahasa Arab, yang terdiri dari huruf hã dan qâf, memiliki makna yang dalam dan kaya. Ia menggambarkan sesuatu yang kokoh, pasti, dan benar. Lawan dari haq adalah batil, yang berarti sesuatu yang lenyap atau tidak nyata. Apa yang tidak berubah, apa yang wajib, dan apa yang harus ditegakkan, semuanya bisa disebut sebagai haq. Bahkan, dalam istilah yang lebih konkret, sebuah tusukan yang mantap dan menembus karena kuatnya, disebut muhtaqqah, begitu pula dengan pakaian yang tenunannya kuat dan rapi, disebut tsaubun muhaqqaq.
Dalam konteks nilai-nilai agama, haq adalah inti dari kebenaran yang tak bisa diganggu gugat. Nilai-nilai ini bersifat tetap, tidak berubah oleh waktu atau keadaan. Itulah sebabnya mereka dianggap haq. Dalam Al-Qur’an, kata haq muncul sebanyak 227 kali dengan berbagai makna seperti agama, keadilan, tauhid, ccaknya, Allah SWT.
Allah SWT adalah haq karena Dia tidak mengalami perubahan sedikit pun. Dia adalah satu-satunya yang berhak disembah, dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya pasti benar dan mantap. Dalam pandangan Islam, Allah adalah kebenaran mutlak. Dia tidak dapat disentuh oleh ketiadaan atau perubahan, berbeda dengan makhluk-Nya yang bergantung pada-Nya untuk eksistensi mereka.
Baca juga, Dua Pekan Pasca Longsor, Muhammadiyah Siapkan Skema Tembus Daerah Terisolir di Petungkriyono Pekalongan
Imam Al-Ghazali menegaskan bahwa sesuatu yang bersifat haq secara mutlak adalah kebenaran yang tidak bisa disangkal. Sebaliknya, sesuatu yang tidak mungkin ada, adalah batil. Namun, ada juga hal-hal yang dari satu sisi dianggap haq dan dari sisi lain batil. Misalnya, sesuatu yang ada karena diciptakan oleh Allah mungkin awalnya tidak ada, tetapi setelah diwujudkan oleh Allah, ia menjadi ada dan, dalam konteks itu, menjadi haq, meskipun sifatnya relatif karena ia bisa saja tidak ada lagi.
Hal yang bisa diterima oleh akal manusia dan sesuai dengan kenyataan juga disebut haq, walaupun sifat kebenarannya relatif. Sebuah ucapan yang benar, yang bisa dipahami oleh akal dan sesuai dengan kenyataan, seperti kalimat Lâ Ilaha Illa Allâh, adalah haq. Kalimat ini adalah inti dari tauhid dan merupakan kebenaran yang tak akan berubah sampai kapan pun.
Kesimpulannya, al-Haq adalah konsep inti dalam Islam yang mencerminkan kebenaran yang mutlak dan tidak tergoyahkan. Allah adalah sumber segala haq, dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya adalah benar dan kokoh. Memahami dan mengamalkan haq berarti mendekatkan diri pada kebenaran sejati, yang merupakan refleksi dari keadilan, kemantapan, dan keabadian nilai-nilai agama Islam. Wa Allahu A’lam.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha