PWMJATENG.COM, Kupang – Gelaran Tanwir Muhammadiyah periode 2022–2027 sekaligus Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah resmi dibuka di Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Kamis, 5 Desember 2024. Acara tersebut dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan dibuka langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Dalam sambutannya, Haedar menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya Tanwir di Kupang, yang berlangsung hingga 6 Desember 2024. Ia menjelaskan bahwa Tanwir merupakan permusyawaratan tertinggi kedua di Muhammadiyah setelah Muktamar. “Pemilihan Kupang sebagai lokasi acara adalah bentuk apresiasi atas pengkhidmatan dan kemajuan Muhammadiyah di NTT, khususnya UMK, yang telah memberikan kontribusi besar bagi masyarakat daerah ini,” ujarnya.
Muhammadiyah untuk Semua
Universitas Muhammadiyah Kupang dikenal luas sebagai lembaga pendidikan inklusif yang menerima mahasiswa dari berbagai latar belakang. Mayoritas mahasiswa UMK merupakan saudara-saudara yang beragama Kristen-Katolik, sehingga kampus ini kerap disebut sebagai “Universitas Muhammadiyah Kristen”. Para simpatisan Muhammadiyah di NTT bahkan memiliki sebutan khusus, yakni “Krismuha” atau Kristen Muhammadiyah.
Menurut Haedar, keberadaan UMK menjadi bukti nyata bahwa Muhammadiyah hadir untuk semua kalangan. “Muhammadiyah bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk bangsa dan kemanusiaan semesta,” katanya. Ia menambahkan, Muhammadiyah senantiasa mengedepankan semangat Islam sebagai rahmatan lil-‘alamin, dengan terus menebar amal usaha yang bermanfaat bagi banyak orang.
Baca juga, Milad ke-112 Muhammadiyah dan Transformasi Organisasi yang Maju, Profesional, dan Modern
Haedar juga berterima kasih kepada masyarakat atas apresiasi dan kepercayaan yang diberikan kepada Muhammadiyah. Ia mengutip hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan bahwa 91 persen responden memandang positif citra Muhammadiyah. “Liputan Kompas menegaskan bahwa setelah lebih dari satu abad berdiri, Muhammadiyah tetap menjadi salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia,” ujarnya.
Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua
Tema besar yang diusung dalam Tanwir dan Milad kali ini adalah “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua”. Haedar menjelaskan bahwa kemakmuran yang dimaksud mencakup kondisi kehidupan yang aman, damai, sejahtera, dan merata, sebagaimana dicita-citakan dalam sila kelima Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kemakmuran yang merata, menurut Haedar, juga sesuai dengan prinsip Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur dalam ajaran Islam, serta amanat Pasal 33 UUD 1945. “Bung Hatta pernah menegaskan bahwa Pasal 33 adalah sendi utama politik perekonomian dan sosial Indonesia. Landasannya adalah asas kekeluargaan, yang menentang individualisme dan kapitalisme secara fundamental,” jelasnya.
Haedar mengingatkan bahwa kemakmuran harus diraih melalui keadilan sosial, tanpa kesenjangan yang tajam antara golongan kaya dan miskin. Ia juga mengutip pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 yang menyatakan bahwa negara Indonesia bukanlah negara untuk satu golongan tertentu, tetapi untuk seluruh rakyat.
Harapan untuk Muhammadiyah
Haedar berharap Tanwir Muhammadiyah dapat menjadi momentum penting untuk memperkuat peran organisasi ini dalam mewujudkan kemakmuran bangsa. “Kami ingin terus menggalang kerja sama dengan berbagai pihak demi gerakan kemakmuran di NTT dan memperluas amal usaha Muhammadiyah di seluruh tanah air,” tegasnya.
Dengan semangat tersebut, Muhammadiyah berkomitmen untuk melanjutkan kontribusinya dalam membangun Indonesia yang lebih baik, merata, dan sejahtera, sebagaimana dicita-citakan dalam tema besar Tanwir dan Milad tahun ini. “Muhammadiyah adalah bagian dari perjuangan bangsa menuju Indonesia makmur, gemah ripah loh jinawi,” tutup Haedar.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha